derivatif adalah
InformasiDiposting: 14 October 2024 | Diperbarui: 14 October 2024
2370

Dalam dunia akuntansi keuangan yang terus berkembang, instrumen derivatif berperan penting dalam manajemen risiko dan strategi investasi. Aset derivatif adalah kontrak yang nilainya berasal dari aset dasar, seperti saham, komoditas, atau mata uang. 

Di artikel ini, akan dibahas secara detail mengenai apa itu derivatif, mulai dari jenis-jenis, manfaat, fungsi, dasar hukum, serta risiko dan beberapa tips yang bisa Anda terapkan saat berdagang. Yuk, simak sampai akhir!

Apa itu Derivatif?

Derivatif adalah kontrak keuangan yang nilainya berasal dari perubahan harga aset tertentu (aset dasar). Aset dasar ini bisa berupa saham, komoditas, mata uang, atau indeks pasar. Dengan kata lain, jika harga salah satu dari aset tersebut mengalami kenaikan atau penurunan, maka nilai kontrak derivatif juga akan berfluktuasi sesuai dengan perubahan harga tersebut.

Derivatif sering digunakan oleh investor atau perusahaan untuk melindungi diri dari risiko perubahan harga di masa depan atau untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan harga tanpa harus memiliki aset fisiknya langsung.

Jenis-Jenis Derivatif

Derivatif memiliki beberapa jenis di mana masing-masingnya memiliki karakteristik dan fungsi yang berbeda. Berikut adalah beberapa jenis derivatif yang umum ditemui:

1. Kontrak Forward

Kontrak forward adalah perjanjian antara dua pihak untuk melakukan transaksi pada waktu dan harga yang telah disepakati. Kontrak ini mirip dengan kontrak berjangka, tetapi tidak diperdagangkan di bursa sehingga lebih fleksibel. Contohnya, sebuah perusahaan yang membutuhkan pasokan bahan baku bisa mengamankan harga pembelian di masa depan dengan membuat kontrak forward dengan pemasoknya.

2. Swaps

Swaps adalah kesepakatan antara dua pihak untuk bertukar pembayaran uang berdasarkan syarat-syarat tertentu, seperti suku bunga atau nilai tukar mata uang. Kesepakatan ini bisa membantu perusahaan dalam mengelola risiko terkait fluktuasi suku bunga atau nilai tukar. 

Misalnya, ada dua perusahaan yang memiliki jenis pinjaman berbeda. Perusahaan A memiliki pinjaman dengan bunga tetap dan perusahaan B memiliki pinjaman dengan bunga yang naik turun sesuai kondisi pasar. 

Nah, jika Perusahaan A ingin membayar bunga yang naik-turun sementara Perusahaan B lebih suka pembayaran yang bunganya tetap, mereka bisa membuat perjanjian “swaps“. Jadi, swaps ini membantu kedua perusahaan mengurangi risiko dari perubahan suku bunga sesuai dengan kondisi pasar yang lebih menguntungkan untuk masing-masing pihak.

3. Opsi (Options)

Opsi memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga yang telah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu. Terdapat dua jenis opsi, yaitu call option (hak untuk membeli) dan put option (hak untuk menjual). Options tersebut membantu investor mengelola risiko harga aset, seperti saham atau komoditas tanpa harus membeli atau menjual aset tersebut secara langsung.

Baca juga:  Transaksi Bisnis – Pengertian, Bentuk, dan Jenisnya

4. Kontrak Berjangka (Futures Contracts)

Kontrak berjangka adalah perjanjian antara dua pihak untuk membeli atau menjual suatu aset pada harga yang telah disepakati, tetapi untuk pengiriman di masa depan. Kontrak ini diperdagangkan di bursa dan memiliki aturan yang jelas, termasuk ukuran kontrak dan tanggal kedaluwarsa sehingga lebih mudah untuk dijual atau dibeli.

Manfaat Derivatif

Selain untuk memanajemen risiko, derivatif juga memiliki berbagai manfaat dalam investasi, di antaranya yaitu:

1. Price Discovery

Instrumen derivatif bisa menunjukkan bagaimana pasar memprediksi harga aset di masa depan. Informasi ini membantu investor membuat keputusan yang lebih baik karena mereka bisa melihat tren atau arah pasar. Jadi, derivatif juga bisa digunakan untuk membaca sentimen pasar tentang pergerakan harga di masa depan.

2. Likuiditas

Derivatif juga memiliki likuiditas tinggi alias mudah diperjualbelikan di pasar. Nah, volume perdagangan yang besar akan membuat biaya jual beli menjadi lebih rendah sehingga harga tetap stabil.

3. Diversifikasi

Dengan derivatif, investor bisa memperluas investasi mereka tanpa perlu membeli barang fisik. Misalnya, jika seorang investor ingin berinvestasi di beberapa komoditas, mereka bisa menggunakan kontrak berjangka untuk mendapatkan akses ke komoditas tersebut tanpa perlu membeli barangnya. 

Fungsi Derivatif

Beberapa fungsi utama dari derivatif adalah sebagai berikut, mulai dari hedging, arbitrase, dan spekulasi:

1. Hedging

Salah satu fungsi utama transaksi derivatif adalah untuk hedging, yaitu melindungi nilai aset dari fluktuasi harga yang tidak diinginkan. Misalnya, seorang petani bisa menggunakan kontrak berjangka untuk mengunci harga hasil panennya agar terlindungi dari kemungkinan penurunan harga di masa depan. Dengan cara tersebut, meskipun harga pasar turun, si petani tetap bisa menjual hasil panen pada harga yang telah disepakati sebelumnya. 

2. Arbitrase

Arbitrase adalah cara untuk mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga di pasar. Misalnya, jika harga suatu mata uang lebih murah di satu tempat dan lebih mahal di tempat lain, seseorang yang melakukan arbitrase bisa membeli mata uang tersebut di tempat yang lebih murah dan menjualnya di tempat yang lebih mahal. Dengan cara ini, mereka bisa mengambil keuntungan dari situasi di pasar yang tidak stabil.

3. Spekulasi

Derivatif sering digunakan oleh pelaku pasar untuk berspekulasi, yaitu mencari keuntungan dari perubahan harga aset. Contohnya, seorang trader membeli kontrak berjangka untuk minyak karena ia merasa yakin bahwa harga minyak akan meningkat. Jika harga minyak benar-benar naik, trader tersebut bisa menjual kontrak dan meraih keuntungan. 

Namun, jika harga justru turun, trader tersebut akan mengalami kerugian. Oleh karena itu, meskipun spekulasi menawarkan peluang keuntungan, penting bagi trader untuk memiliki pemahaman yang baik tentang kondisi pasar sebelum melakukan transaksi.

Baca juga:  Jenis Laporan Keuangan Perusahaan

Dasar Hukum dan Pajak dalam Perdagangan Derivatif

Di Indonesia, transaksi derivatif diatur oleh beberapa peraturan perundang-undangan guna menjamin keamanan dan kepatuhan setiap pihak. Beberapa regulasi yang mengatur yaitu:

  • Peraturan Pemerintah No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. 
  • Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 
  • Surat Edaran Bapepam terkait Kontrak Berjangka dan Manajemen Risiko.

Adapun aspek penting lainnya yaitu pajak yang dikenakan pada transaksi derivatif. Di Indonesia, pajak untuk transaksi derivatif diatur oleh Peraturan Pemerintah RI No. 17 Tahun 2009 yang menetapkan Pajak Penghasilan (PPh) sebesar 2,5% berdasarkan margin awal.

Risiko dalam Perdagangan Derivatif

Meskipun derivatif menawarkan berbagai keuntungan, namun terdapat juga beberapa risiko yang perlu diperhatikan, seperti:

1. Risiko Kredit

Risiko kredit terjadi ketika salah satu pihak dalam kontrak gagal memenuhi kewajiban pembayaran. Hal ini tentunya bisa menimbulkan kerugian finansial bagi pihak yang lain. Oleh karena itu, memilih mitra perdagangan yang kredibel dan memiliki reputasi baik sangatlah penting untuk meminimalkan risiko kerugian.

2. Risiko Likuiditas

Risiko likuiditas terjadi ketika jumlah pembeli atau penjual di pasar sangat terbatas. Situasi ini membuat investor tidak bisa menjual atau membeli aset dengan harga yang sesuai sehingga risiko kerugian pun meningkat. 

3. Risiko Pasar

Risiko pasar muncul dari fluktuasi harga aset yang mendasari derivatif. Jika harga tidak bergerak sesuai dengan ekspektasi, investor berisiko mengalami kerugian besar. Hal ini biasanya terjadi jika seorang trader memiliki investasi besar, tetapi harga pasar justru turun. Oleh karena itu, para trader perlu memahami apa yang memengaruhi harga aset agar mereka bisa menghadapi risiko dengan baik.

Tips Berdagang Menggunakan Instrumen Derivatif

Untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan risiko yang ada, berikut adalah beberapa tips berdagang menggunakan instrumen derivatif yang bisa Anda terapkan:

  • Pahami instrumen: Sebelum berinvestasi, pastikan Anda memahami jenis derivatif yang akan digunakan dan bagaimana cara kerjanya untuk mengurangi risiko kerugian.
  • Lakukan analisis pasar: Selalu lakukan analisis pasar untuk mendapat pemahaman lebih baik terkait kondisi pasar dan ekspektasi harga di masa depan.
  • Kelola risiko: Terapkan strategi hedging untuk melindungi nilai investasi Anda guna menjaga stabilitas portofolio dalam kondisi pasar yang tidak menentu.

Demikian penjelasan mengenai apa itu derivatif, mulai dari jenis-jenis, manfaat, fungsi, dasar hukum, serta risiko dan tips yang bisa Anda terapkan saat berdagang. Sebagai kesimpulan, dalam dunia perdagangan, penggunaan instrumen derivatif dapat membantu Anda mengelola risiko dan menciptakan peluang dengan lebih baik.

Namun, dengan berinvestasi dalam instrumen ini, Anda juga mungkin memerlukan perangkat mumpuni untuk menjalankan aplikasi yang mendukung perdagangan. Nah, untuk kebutuhan tersebut, Anda bisa mempercayakan Asani sebagai solusi yang tepat. 

Dengan fleksibilitas dalam memilih jenis perangkat dan durasi sewa, Asani menawarkan akses ke perangkat terbaru yang akan membantu Anda menjalankan transaksi dengan lebih efisien. Tak hanya itu, Asani juga memiliki aplikasi My Asani yang memudahkan Anda mengelola dan melaporkan aset sewaan dengan sangat mudah.

Tunggu apa lagi? Yuk, lihat katalog sewa Asani sekarang dan pilih durasi sewa yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Setelah menentukan laptop yang diinginkan, Anda bisa langsung meminta penawaran melalui WhatsApp atau mengirim email ke cs@asani.co.id!

Baca juga: 15 Contoh Transaksi Perusahaan Dagang yang Perlu Kamu Tahu

Share

Post comment

Product Enquiry