mitigasi risiko adalah
BisnisDiposting: 31 December 2024 | Diperbarui: 7 March 2025
10

Membangun bisnis dari nol mungkin bisa menjadi tantangan yang cukup menghantui. Pasalnya, Anda tidak hanya perlu menghitung kemungkinan profit, tetapi juga perlu melakukan mitigasi risiko dalam kondisi atau situasi tertentu. 

Dengan melakukan mitigasi risiko, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif yang mungkin muncul sekaligus meningkatkan keuntungan secara signifikan. Artikel ini akan membahas apa itu mitigasi risiko, tujuan, jenis-jenis, serta contoh penerapannya. Jadi, simak hingga tuntas.

Apa Itu Mitigasi Risiko?

Singkatnya, mitigasi risiko adalah sebuah strategi atau langkah-langkah yang dilakukan untuk mengidentifikasi, menilai, mengurangi, atau mengelola potensi risiko. Tujuannya tentu saja untuk mengetahui risiko lebih awal dan meminimalkan dampak dari risiko-risiko tersebut.

Mitigasi risiko adalah proses yang sangat penting dalam manajemen bisnis karena di sinilah perusahaan bisa mengidentifikasi risiko atas suatu kondisi maupun situasi kemudian merencanakan dan merespons risiko tersebut dengan langkah preventif yang tepat. Tentunya, langkah ini ditujukan agar perusahaan dapat meningkatkan keamanan, efisiensi operasional, serta kesuksesan dari proyek yang dijalankan.

Tujuan Mitigasi Risiko

Salah satu tujuan mitigasi risiko adalah untuk mengurangi kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap perusahaan. Namun, dalam konteks bisnis, mitigasi risiko memiliki beberapa tujuan lain, di antaranya:

  • Meningkatkan Keamanan: Mitigasi risiko membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko yang dapat membahayakan keselamatan karyawan, pelanggan, serta aset bisnis. Langkah ini dilakukan untuk menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan melindungi perusahaan dari kerugian finansial.
  • Meningkatkan Kualitas: Perusahaan dapat meningkatkan kualitas produk atau layanan dengan mengurangi risiko yang dapat memengaruhi proses produksi dan kualitas hasil akhir.
  • Meningkatkan Efisiensi: Mitigasi risiko juga dapat berfokus pada pengurangan faktor-faktor yang sekiranya menghambat produktivitas dan efisiensi dengan menerapkan strategi yang dapat meningkatkan kinerja operasional dan mengurangi biaya.
  • Meningkatkan Ketahanan Bisnis: Perusahaan dapat mengurangi dampak risiko yang mungkin terjadi dan meningkatkan ketahanan bisnis. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk pulih lebih cepat dari gangguan atau kegagalan yang tak terduga.
  • Meningkatkan Kepatuhan: Mitigasi risiko juga menekankan pentingnya kepatuhan terhadap peraturan dan undang-undang yang berlaku, serta mencegah potensi konsekuensi hukum dan finansial yang berpotensi merugikan perusahaan.

Baca juga: Manajemen Operasional: Pengertian, Fungsi, Beserta Contohnya

Jenis-Jenis Mitigasi Risiko

Setiap perusahaan memiliki caranya sendiri untuk mengurangi dampak dari ancaman yang tak terhindarkan. Namun, ada beberapa teknik umum yang sering digunakan dalam mitigasi risiko, di antaranya:

1. Risk Transfer

Pengalihan risiko atau risk transfer merupakan strategi mitigasi yang melibatkan pemindahan risiko kepada pihak lain, biasanya melalui asuransi atau kontrak khusus. Dengan membeli asuransi, perusahaan dapat mengurangi potensi kerugian finansial akibat berbagai risiko, seperti kerusakan aset, kecelakaan, atau tuntutan hukum yang dapat mengganggu operasional.

Selain itu, pengalihan risiko juga bisa dilakukan melalui perjanjian kontrak dengan pihak ketiga, seperti penyedia jasa atau mitra bisnis. Misalnya, dalam kontrak proyek konstruksi, perusahaan dapat memasukkan klausul yang mengalihkan tanggung jawab tertentu, seperti kerusakan atau cedera kepada kontraktor.

2. Risk Acceptance

Risk acceptance atau penerimaan risiko adalah strategi mitigasi di mana perusahaan memilih untuk menerima dan mengelola risiko tertentu tanpa mengambil tindakan langsung untuk menghilangkan atau mengurangi risiko tersebut. 

Strategi ini biasanya diterapkan ketika biaya atau sumber daya yang diperlukan untuk mengurangi risiko dianggap tidak sebanding dengan tingkat ancaman yang ada, terutama jika kemungkinan terjadinya risiko tersebut cukup rendah atau dampaknya masih bisa dikelola oleh perusahaan.

3. Risk Avoidance

Risk avoidance atau penghindaran risiko adalah strategi mitigasi risiko dengan menjauhi aktivitas atau praktik bisnis berisiko besar. Pendekatan ini diterapkan terutama ketika biaya mitigasi dinilai terlalu tinggi. Contohnya, perusahaan dapat memilih untuk tidak memproduksi dan menjual produk berisiko, seperti produk yang tidak aman atau tidak memiliki lisensi resmi.

4. Risk Monitoring

Risk monitoring mencakup pemantauan risiko, melihat perubahan yang terjadi, serta memperbarui daftar risiko. Strategi ini biasanya digunakan jika dampak risiko tidak signifikan dan sulit untuk dikurangi. 

Contoh penerapannya meliputi pengaturan peringatan otomatis atau rapat rutin. Apabila risiko meningkat, tim yang bertanggung jawab akan diberi tahu untuk mempertimbangkan strategi mitigasi lainnya.

Baca juga: Apa itu Cost Plus Pricing? Pelajari Contoh Perhitungannya!

Cara Menerapkan Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko atau risk mitigation tentunya tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Untuk bisa memitigasi sebuah ancaman dan melindungi bisnis, Anda perlu menerapkan beberapa langkah khusus, di antaranya: 

1. Identifikasi Potensi Risiko

Pertama, Anda perlu mengidentifikasi potensi risiko yang sekiranya berpengaruh pada aktivitas dan keuntungan bisnis. Misalnya, Anda bisa meninjau risiko dari berbagai aspek bisnis, mulai dari keuangan, operasional, reputasi, hukum, dan lain sebagainya.

2. Evaluasi Risiko

Langkah selanjutnya adalah mengevaluasi risiko-risiko yang telah Anda identifikasi sebelumnya. Cobalah untuk mengevaluasi kemungkinan risiko (probability) dan dampak dari risiko tersebut (impact). 

3. Kembangkan Strategi Mitigasi

Selanjutnya, Anda perlu merancang mitigasi yang sesuai dari potensi risiko. Pastikan juga bahwa setiap strategi mitigasi dikhususkan pada masing-masing risiko agar lebih ampuh dalam mengatasi dampak dari risiko tersebut.

4. Implementasikan Strategi Mitigasi

Setelah strategi selesai dikembangkan, selanjutnya Anda tentu perlu melakukan langkah konkret untuk mengurangi atau mengelola dampak dari risiko tersebut.

5. Pantau dan Evaluasi Berkala 

Perusahaan tentunya perlu terus memantau dan mengevaluasi strategi mitigasi yang sudah dilakukan. Dengan begini, bisa diketahui apakah strategi mitigasi yang dilakukan sudah tepat dan dapat mengatasi potensi risiko.

6. Jangan Lupakan Rencana Cadangan

Setiap bisnis harus memiliki plan B. Artinya, jika rencana mitigasi awal belum berjalan dengan baik, Anda bisa melakukan rencana cadangan lain untuk mengantisipasi risiko yang tetap muncul.

Contoh Penerapan Mitigasi Risiko

Contoh mitigasi risiko adalah ketika sebuah perusahaan melakukan perawatan rutin pada peralatannya. Dengan cara ini, risiko kerusakan pada peralatan juga akan semakin minim. Bahkan, jika kerusakan tetap terjadi karena faktor yang tak bisa dihindari, perusahaan tetap memiliki langkah preventif untuk menanganinya dan membuat biaya perbaikan lebih terjangkau.

Contoh lainnya adalah sebuah perusahaan manufaktur elektronik yang menghadapi krisis pasokan komponen semikonduktor akibat adanya masalah pada pemasok utama. Untuk mengatasi hal ini, perusahaan melakukan diversifikasi pemasok, menyimpan stok cadangan, dan memperkuat kerja sama dengan pemasok utama untuk mengelola risiko rantai pasokan.  Dengan demikian, produksi tetap berjalan lancar dan kepuasan pelanggan juga tetap terjaga.

Itulah informasi mengenai apa itu mitigasi risiko, tujuan, serta contoh penerapannya. Mitigasi risiko adalah langkah penting dalam meminimalkan potensi ancaman yang dapat mengganggu kelancaran suatu proses atau kegiatan. Dengan pendekatan yang tepat, risiko dapat dikelola secara efektif guna memastikan stabilitas dan keberhasilan bisnis jangka panjang. 

Dalam hal ini, penggunaan perangkat elektronik, seperti laptop, komputer, dan alat teknologi lainnya dapat mendukung strategi mitigasi risiko dengan meningkatkan efisiensi, memfasilitasi komunikasi yang lebih baik, dan menyediakan alat untuk analisis data serta pemantauan risiko secara real-time.

Untuk memenuhi kebutuhan perangkat teknologi perusahaan, Anda bisa mempertimbangkan opsi menyewa agar dapat menghemat anggaran dan tetap memperoleh perangkat berkualitas. Jika Anda membutuhkannya, Asani menawarkan beragam laptop yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda yang tersedia di katalog Asani

Tidak hanya itu, Asani juga menyediakan perangkat komputer, jaringan, serta dukungan teknisi IT yang siap memastikan operasional perangkat sewaan berjalan lancar dan terawat dengan baik. Sebagai langkah mitigasi risiko perusahaan, Anda juga bisa mengelola aset IT perusahaan melalui aplikasi MyAsani.

Anda juga bisa menghubungi customer service kami melalui email cs@asani.co.id atau WhatsApp resmi Asani untuk dapatkan informasi lebih lanjut atau meminta penawaran dan promo menarik. Asani siap menjadi mitra terpercaya dalam pengadaan perangkat IT perusahaan Anda!

Baca juga: Value Chain: Pengertian, Fungsi, Jenis, dan Cara Membuat

Share

Post comment

Product Enquiry