Dalam tahap procurement, di dalamnya ada tahap purchasing. Istilah purchasing berbeda dengan procurement. Tugas purchasing adalah proses pembelian barang atau jasa yang dibutuhkan oleh divisi atau departemen di sebuah perusahaan.
Apa itu Purchasing?
Purchasing adalah proses pembelian barang dan jasa yang dilakukan oleh sebuah perusahaan atau organisasi untuk memenuhi kebutuhan operasional atau produksi mereka. Departemen atau fungsi purchasing bertanggung jawab untuk mengelola seluruh aktivitas yang terkait dengan pengadaan, mulai dari identifikasi kebutuhan, pemilihan pemasok (supplier), negosiasi harga, hingga pemantauan pengiriman dan penerimaan barang atau jasa.
Tugas purchasing berperan penting dalam memastikan bahwa barang atau jasa yang dibutuhkan diperoleh dengan kualitas yang baik, harga yang kompetitif, dan tepat waktu, sehingga mendukung efisiensi operasional perusahaan. Dalam beberapa perusahaan, purchasing juga dikenal sebagai “procurement” atau “supply management.”
Beberapa hal utama yang termasuk dalam proses purchasing:
- Identifikasi kebutuhan: Menentukan barang atau jasa yang diperlukan oleh perusahaan.
- Seleksi pemasok: Mencari, mengevaluasi, dan memilih supplier yang mampu menyediakan barang atau jasa yang dibutuhkan.
- Negosiasi: Mencapai kesepakatan mengenai harga, waktu pengiriman, dan syarat-syarat lain yang menguntungkan perusahaan.
- Pembuatan pesanan: Mengelola pesanan resmi yang dikirim ke supplier, yang dikenal sebagai purchase order (PO).
- Pemantauan: Memastikan pengiriman barang sesuai dengan jadwal dan spesifikasi yang telah disepakati.
- Penerimaan dan pemeriksaan: Memastikan barang atau jasa yang diterima memenuhi standar kualitas yang ditentukan.
- Pembayaran: Memproses pembayaran kepada supplier setelah pesanan diterima dan diverifikasi.
Purchasing berperan krusial dalam manajemen rantai pasokan (supply chain management) dan sering berinteraksi dengan berbagai departemen seperti produksi, keuangan, dan gudang.
Deskripsi Karir: Purchasing Staff
Purchasing staff adalah individu yang bekerja di departemen purchasing (pembelian) suatu perusahaan, bertanggung jawab dalam proses pengadaan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan untuk operasional sehari-hari.
Mereka biasanya bekerja di bawah pengawasan seorang purchasing manager atau supervisor dan memiliki peran penting dalam memastikan proses pembelian berjalan lancar, efisien, dan sesuai dengan anggaran serta kebutuhan perusahaan.
Berikut adalah tugas dan tanggung jawab umum seorang purchasing staff:
- Mengelola Purchase Order (PO): Membuat dan mengirim purchase order ke pemasok, memastikan bahwa semua detail mengenai barang atau jasa yang dibutuhkan telah dicantumkan dengan benar.
- Mencari Supplier: Melakukan riset untuk menemukan pemasok yang menawarkan barang atau jasa berkualitas dengan harga terbaik.
- Negosiasi dengan Supplier: Terlibat dalam negosiasi harga, syarat pengiriman, dan ketentuan pembayaran dengan pemasok untuk mendapatkan kesepakatan yang menguntungkan.
- Pemantauan Pengiriman: Memastikan barang atau jasa yang dipesan dikirim tepat waktu sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.
- Evaluasi Kualitas Barang: Bekerja sama dengan departemen lain untuk memeriksa kualitas barang atau jasa yang diterima, memastikan sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan.
- Pengelolaan Inventaris: Membantu dalam pengelolaan stok atau inventaris, memantau ketersediaan barang dan memprediksi kebutuhan pengadaan di masa mendatang.
- Mengelola Dokumen Pembelian: Mengorganisir dan menyimpan semua dokumen yang terkait dengan pembelian seperti purchase order, faktur, dan laporan penerimaan barang.
- Bekerja Sama dengan Departemen Terkait: Berkoordinasi dengan departemen produksi, gudang, keuangan, dan manajemen untuk memastikan semua kebutuhan operasional terpenuhi dengan tepat waktu dan efisien.
- Menjalin Hubungan dengan Supplier: Menjaga hubungan baik dengan pemasok agar selalu mendapat layanan yang baik dan kemungkinan harga yang lebih kompetitif di masa depan.
- Penyelesaian Masalah: Mengatasi masalah atau kendala yang muncul selama proses pengadaan, seperti keterlambatan pengiriman, barang rusak, atau ketidaksesuaian pesanan.
Seorang purchasing staff biasanya membutuhkan keterampilan komunikasi yang baik, kemampuan negosiasi, ketelitian dalam administrasi, serta pemahaman mengenai rantai pasokan dan manajemen stok. Mereka juga sering menggunakan software atau sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk melacak pengadaan dan inventaris.
Tugas Purchasing
Purchasing adalah salah satu bagian penting dalam sebuah perusahaan yang berperan dalam memastikan kelancaran proses pengadaan barang dan jasa. Tanpa purchasing yang efektif, operasional perusahaan bisa terganggu karena ketidaksesuaian stok barang, keterlambatan pengiriman, atau bahkan kualitas yang tidak memadai. Berikut adalah tugas dan tanggung jawab seorang purchasing yang perlu dipahami dengan baik.
1. Identifikasi Kebutuhan Barang dan Jasa
Tugas Purchasing bertanggung jawab untuk mengidentifikasi kebutuhan barang dan jasa di perusahaan. Ini mencakup berkoordinasi dengan berbagai departemen untuk mengetahui kebutuhan mereka, baik itu bahan baku, peralatan, atau layanan lainnya. Langkah ini sangat penting untuk memastikan tidak ada kekurangan yang dapat menghambat operasional perusahaan.
2. Pemilihan Supplier
Setelah kebutuhan diidentifikasi, purchasing harus mencari dan memilih supplier yang tepat. Pemilihan ini harus mempertimbangkan beberapa faktor seperti reputasi, kualitas produk, harga yang kompetitif, serta ketersediaan barang. Supplier yang dipilih akan sangat mempengaruhi kinerja rantai pasokan perusahaan.
3. Negosiasi Harga dan Kontrak
Purchasing bertanggung jawab untuk melakukan negosiasi harga dan syarat pembelian dengan supplier. Negosiasi ini tidak hanya berkaitan dengan harga, tetapi juga mencakup syarat pembayaran, jangka waktu pengiriman, hingga detail kontrak lainnya. Negosiasi yang baik dapat memberikan perusahaan harga terbaik tanpa mengorbankan kualitas.
4. Pembuatan Purchase Order (PO)
Setelah supplier dan syarat pembelian ditentukan, purchasing harus membuat Purchase Order (PO) yang berisi detail barang atau jasa yang akan dibeli, kuantitas, harga, dan jadwal pengiriman. PO ini merupakan dokumen resmi yang mengikat antara perusahaan dengan supplier.
5. Pemantauan Pengiriman
Purchasing juga memiliki tanggung jawab untuk memantau proses pengiriman barang. Mereka harus memastikan bahwa barang dikirim sesuai dengan jadwal yang telah disepakati. Jika ada keterlambatan atau masalah lainnya, purchasing harus segera berkoordinasi dengan supplier untuk menemukan solusinya.
6. Pemeriksaan dan Penerimaan Barang
Setelah barang diterima, purchasing bertugas untuk memastikan bahwa barang atau jasa yang dikirim sesuai dengan spesifikasi dan kualitas yang telah disepakati. Jika ditemukan kerusakan atau ketidaksesuaian, purchasing harus segera melakukan komplain atau pengembalian barang.
7. Pengelolaan Hubungan dengan Supplier
Purchasing tidak hanya bertugas untuk sekali transaksi, tetapi juga harus menjaga hubungan jangka panjang dengan supplier. Hubungan yang baik dapat menghasilkan kerja sama yang lebih lancar, diskon khusus, atau bahkan prioritas pengiriman.
8. Pengelolaan Inventaris dan Stok
Purchasing harus bekerja sama dengan departemen gudang untuk memastikan bahwa stok barang tersedia dalam jumlah yang cukup dan tidak terjadi kekurangan atau kelebihan stok. Mereka harus memantau tren kebutuhan dan membuat keputusan pengadaan yang bijak.
9. Pengelolaan Dokumen Pembelian
Purchasing juga bertanggung jawab untuk mengelola semua dokumen terkait pengadaan, seperti Purchase Order, faktur, dan laporan penerimaan barang. Dokumen-dokumen ini harus disimpan dengan rapi sebagai referensi dan untuk keperluan audit.
10. Penyelesaian Masalah Pengadaan
Tugas purchasing tidak berhenti setelah barang diterima. Mereka juga harus menyelesaikan berbagai masalah yang mungkin muncul, seperti keterlambatan pengiriman, ketidaksesuaian barang, atau dispute terkait pembayaran. Penyelesaian masalah yang cepat dan efektif adalah kunci untuk menjaga kelancaran operasional.
Dengan menjalankan tugas-tugas ini secara efisien, purchasing berperan besar dalam memastikan operasional perusahaan berjalan lancar dan tanpa hambatan. Keterampilan komunikasi, negosiasi, dan manajemen stok menjadi kunci keberhasilan dalam peran ini.
Pengetahuan dan Keahlian Purchasing
1. Komunikasi
Tugas purchasing akan selalu berhubungan dengan divisi atau departemen lain, maka dari itu keahlian dalam berkomunikasi akan sangat penting dan dibutuhkan. Selain itu, tim purchasing juga harus banyak berhubungan dengan vendor atau supplier, sehingga harus menjaga hubungan kerja sama dengan baik.
Baca juga: Perbedaan Procurement dan Purchasing di Perusahaan
2. Negosiasi
Skill negosiasi dipadukan dengan komunikasi yang baik akan membantu mendapatkan barang atau jasa dengan harga terbaik yang menguntungkan perusahaan.
3. Networking
Kebutuhan yang beragam dari tiap divisi membuat tim purchasing harus mencari berbagai macam jenis jasa maupun barang, maka dari itu tim purchasing diharapkan mampu mencari jaringan atau koneksi dengan vendor. Akan lebih baik jika tim sudah memiliki koneksi.
4. Kemampuan Mencatat dan Mendokumentasikan
Proses purchasing harus dicatat dan didokumentasikan dengan baik agar tidak menyulitkan divisi lain yang berhubungan dengan proses pembelian barang seperti bagian keuangan. Sistem pencatatan yang baik dan terorganisir akan membantu mengurangi masalah di masa depan.
5. Kemampuan Mengoperasikan Komputer
Tugas Purchasing sangat dibutuhkan karena ada banyak dokumen yang dibuat oleh tim purchasing baik sebelum maupun sesudah membeli barang atau jasa.
6. Pengetahuan tentang Produk dan Pasar
Purchasing harus memahami dengan baik produk atau jasa yang dibeli, termasuk kualitas, spesifikasi teknis, serta ketersediaan di pasar. Selain itu, purchasing perlu memiliki wawasan yang luas mengenai pasar, tren harga, dan kondisi supply chain yang dapat mempengaruhi pengadaan.
Pengetahuan ini memungkinkan purchasing untuk membuat keputusan yang tepat dan memilih supplier terbaik yang menawarkan produk atau jasa yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
7. Pemahaman Tentang Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
Purchasing harus memiliki pemahaman yang mendalam mengenai manajemen rantai pasokan. Mereka perlu mengetahui alur distribusi, bagaimana barang diproduksi, serta tantangan yang mungkin muncul dalam proses pengiriman. Hal ini penting agar purchasing dapat mengantisipasi masalah logistik dan merencanakan strategi pengadaan yang lebih efisien.
8. Kemampuan Administrasi dan Manajemen Dokumen
Keahlian administrasi sangat penting dalam pengelolaan dokumen seperti Purchase Order (PO), faktur, kontrak, dan laporan penerimaan barang. Purchasing harus mampu menjaga ketertiban dan akurasi dalam dokumentasi ini agar semua transaksi dapat terlacak dengan baik dan memudahkan proses audit atau klaim.
9. Pengelolaan Stok dan Inventaris
Seorang purchasing perlu bekerja sama dengan tim gudang dalam mengelola stok dan inventaris. Pengetahuan tentang manajemen stok membantu purchasing menentukan kapan waktu yang tepat untuk melakukan pemesanan, menghindari kelebihan atau kekurangan stok yang dapat mengganggu operasional perusahaan.
10. Kemampuan Analisis Data
Kemampuan untuk menganalisis data, seperti tren pembelian, harga pasar, atau performa supplier, menjadi kunci dalam pengambilan keputusan strategis. Purchasing perlu mahir dalam menggunakan perangkat lunak seperti Excel atau sistem ERP (Enterprise Resource Planning) untuk melacak dan menganalisis data pengadaan.
11. Penguasaan Hukum dan Kontrak
Purchasing harus memahami dasar-dasar hukum yang terkait dengan kontrak dan perjanjian pembelian. Ini penting untuk melindungi perusahaan dari potensi risiko hukum yang mungkin muncul akibat perselisihan dengan supplier. Pemahaman ini juga membantu purchasing dalam membuat kontrak yang jelas dan adil bagi kedua belah pihak.
12. Pemahaman tentang Kualitas
Purchasing harus mampu mengevaluasi dan menilai kualitas barang yang dibeli. Ini tidak hanya sekadar memenuhi spesifikasi, tetapi juga memastikan barang yang dibeli tahan lama dan sesuai dengan standar perusahaan. Kemampuan ini penting untuk menjaga reputasi dan efektivitas operasional perusahaan.
13. Keahlian Penyelesaian Masalah
Purchasing sering kali harus menghadapi berbagai masalah, seperti keterlambatan pengiriman, ketidaksesuaian produk, atau sengketa dengan supplier. Oleh karena itu, keahlian dalam penyelesaian masalah menjadi krusial agar proses pengadaan tidak terhambat dan solusi dapat ditemukan dengan cepat.
Tugas purchasing dinilai menarik karena bisa bertemu dan berinteraksi dengan banyak orang. Kemampuan yang mumpuni dapat membantu pekerjaan purchasing menjadi lebih baik.
Alur Kerja Purchasing
Purchasing, atau proses pengadaan barang dan jasa, mengikuti serangkaian tahapan yang terstruktur untuk memastikan kebutuhan perusahaan terpenuhi dengan cara yang efisien dan efektif. Setiap tahapan dalam alur kerja purchasing memiliki peran penting dalam menjaga kelancaran operasional dan pengelolaan biaya. Berikut adalah alur kerja purchasing yang umumnya diikuti dalam sebuah perusahaan.
1. Identifikasi Kebutuhan
Langkah pertama dalam alur kerja purchasing adalah mengidentifikasi kebutuhan barang atau jasa yang diperlukan oleh berbagai departemen dalam perusahaan. Ini bisa melibatkan komunikasi langsung dengan departemen terkait, analisis inventaris yang tersedia, atau permintaan pembelian (purchase requisition) dari berbagai bagian perusahaan.
Pada tahap ini, purchasing harus memastikan bahwa kebutuhan sudah jelas dalam hal jumlah, spesifikasi, dan waktu yang diperlukan.
2. Pemilihan Supplier
Setelah kebutuhan diidentifikasi, purchasing mulai mencari dan mengevaluasi supplier yang mampu menyediakan barang atau jasa tersebut. Evaluasi ini bisa mencakup analisis harga, kualitas, reputasi supplier, serta ketersediaan barang. Purchasing dapat menggunakan data supplier yang sudah ada atau mencari pemasok baru melalui riset pasar.
Setelah supplier yang sesuai ditemukan, purchasing melakukan kontak untuk mendapatkan penawaran (quotation) dan spesifikasi detail.
3. Negosiasi
Tahap negosiasi adalah bagian penting dari alur kerja purchasing. Purchasing perlu menegosiasikan harga, ketentuan pembayaran, waktu pengiriman, dan syarat lain yang terkait dengan pesanan. Tujuan negosiasi ini adalah untuk mendapatkan harga yang terbaik tanpa mengorbankan kualitas atau keterlambatan dalam pengiriman.
Negosiasi yang baik juga dapat membantu dalam membangun hubungan jangka panjang dengan supplier yang memberikan keuntungan pada proses pembelian berikutnya.
4. Pembuatan Purchase Order (PO)
Setelah supplier dan syarat pengadaan disepakati, purchasing akan membuat dokumen Purchase Order (PO). PO ini berisi detail lengkap mengenai barang atau jasa yang dipesan, seperti kuantitas, harga, spesifikasi, serta jadwal pengiriman. PO juga berfungsi sebagai kontrak antara perusahaan dan supplier, dan harus disetujui oleh kedua belah pihak.
5. Pemantauan Pengiriman
Setelah PO dikirimkan, purchasing harus memantau pengiriman barang dari supplier. Ini melibatkan komunikasi dengan supplier untuk memastikan bahwa barang akan tiba sesuai jadwal yang telah disepakati. Jika ada kendala atau keterlambatan dalam pengiriman, purchasing harus segera mencari solusi agar operasional perusahaan tidak terganggu.
6. Pemeriksaan dan Penerimaan Barang
Saat barang atau jasa yang dipesan tiba, purchasing harus memeriksa kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ada di PO. Mereka akan bekerja sama dengan tim gudang atau departemen terkait untuk memastikan kualitas dan kuantitas barang sesuai pesanan. Jika ada ketidaksesuaian, seperti barang rusak atau jumlah yang kurang, purchasing harus segera melakukan klaim ke supplier.
7. Pembayaran kepada Supplier
Setelah barang diterima dan diperiksa, tahap berikutnya adalah memproses pembayaran kepada supplier sesuai dengan syarat yang telah disepakati. Tim keuangan perusahaan biasanya bekerja sama dengan purchasing dalam menyelesaikan pembayaran berdasarkan faktur yang diberikan oleh supplier.
8. Evaluasi Kinerja Supplier
Setelah proses pengadaan selesai, purchasing melakukan evaluasi kinerja supplier. Hal ini mencakup aspek-aspek seperti ketepatan waktu pengiriman, kualitas barang, kesesuaian dengan spesifikasi, dan layanan purna jual. Evaluasi ini penting untuk menentukan apakah supplier tersebut akan digunakan lagi dalam pembelian berikutnya atau perlu mencari alternatif.
9. Dokumentasi dan Arsip
Tahapan terakhir dalam alur kerja purchasing adalah menyimpan dan mengarsipkan semua dokumen terkait pengadaan, seperti PO, faktur, laporan penerimaan barang, dan kontrak. Dokumentasi yang baik membantu dalam pelacakan histori pembelian dan juga penting untuk audit perusahaan.
Jenjang Karir Purchasing
Dalam dunia pengadaan barang dan jasa, jenjang karir di bidang purchasing menawarkan banyak peluang untuk berkembang, mulai dari level pemula hingga posisi manajerial. Seiring dengan pengalaman dan keahlian yang terus meningkat, seorang profesional purchasing dapat meraih tanggung jawab yang lebih besar dan berperan penting dalam strategi pengadaan perusahaan. Berikut adalah jenjang karir dalam bidang purchasing, beserta penjelasan peran di setiap tahapannya.
1. Purchasing Staff / Purchasing Assistant
Level: Pemula
Ini adalah posisi awal dalam karir di bidang purchasing. Seorang purchasing staff atau assistant biasanya bertanggung jawab untuk tugas-tugas administratif, seperti:
- Membuat dan memproses Purchase Order (PO)
- Melakukan kontak dengan supplier untuk penawaran harga
- Mengelola dokumen terkait pengadaan
- Membantu tim dalam pemilihan supplier
Pada tahap ini, purchasing staff mulai memahami dasar-dasar proses pengadaan, termasuk interaksi dengan supplier dan penggunaan sistem ERP atau manajemen inventaris.
2. Purchasing Officer / Buyer
Level: Junior
Setelah beberapa tahun pengalaman sebagai purchasing assistant, seseorang dapat dipromosikan menjadi Purchasing Officer atau Buyer. Tugas mereka mencakup:
- Mengelola pembelian barang dan jasa secara mandiri
- Memilih dan mengevaluasi supplier
- Melakukan negosiasi harga dan syarat pembayaran
- Memastikan barang diterima sesuai dengan jadwal dan spesifikasi
Pada level ini, seorang buyer mulai bertanggung jawab secara penuh untuk proses pengadaan dalam kategori tertentu dan memiliki wewenang lebih dalam membuat keputusan pembelian.
3. Senior Buyer / Procurement Specialist
Level: Menengah
Setelah mendapatkan lebih banyak pengalaman dan keahlian, seorang Senior Buyer atau Procurement Specialist akan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar, seperti:
- Menangani pembelian dalam jumlah besar atau kategori strategis
- Mengembangkan dan menerapkan strategi pengadaan
- Melakukan analisis pasar untuk mendapatkan harga terbaik dan supplier terbaik
- Membuat dan mengelola kontrak jangka panjang dengan supplier
Pada level ini, purchasing profesional lebih terlibat dalam perencanaan strategis dan memainkan peran penting dalam penghematan biaya dan efisiensi pengadaan perusahaan.
4. Procurement Supervisor / Purchasing Supervisor
Level: Supervisor
Seorang Procurement Supervisor mengawasi tim purchasing yang lebih junior dan memastikan semua proses pengadaan berjalan sesuai dengan kebijakan dan standar perusahaan. Tanggung jawab meliputi:
- Mengawasi tim buyer atau purchasing officer
- Menyelesaikan masalah yang muncul dalam pengadaan
- Menjaga hubungan baik dengan supplier utama
- Melaporkan hasil pengadaan kepada manajer atau eksekutif perusahaan
Di posisi ini, profesional purchasing mulai memegang peran kepemimpinan dan bertanggung jawab atas kinerja timnya.
5. Purchasing Manager / Procurement Manager
Level: Manajerial
Seorang Purchasing Manager atau Procurement Manager bertanggung jawab untuk mengelola seluruh operasi pengadaan dalam perusahaan. Tugas utama mereka meliputi:
- Mengembangkan kebijakan pengadaan dan prosedur operasional
- Mengelola anggaran pengadaan
- Memastikan pengadaan dilakukan secara efisien dan sesuai dengan strategi perusahaan
- Melakukan evaluasi dan hubungan strategis dengan supplier besar
Sebagai manajer, mereka juga bertanggung jawab dalam mengelola tim purchasing dan memastikan bahwa seluruh proses pengadaan mendukung tujuan bisnis perusahaan.
6. Senior Procurement Manager / Supply Chain Manager
Level: Senior Manajerial
Pada posisi ini, seorang Senior Procurement Manager atau Supply Chain Manager memiliki pengaruh besar dalam pengelolaan rantai pasokan perusahaan. Peran ini mencakup:
- Memimpin seluruh departemen pengadaan dan logistik
- Mengawasi manajemen rantai pasokan dari pengadaan hingga distribusi
- Mengembangkan strategi pengadaan global yang sejalan dengan pertumbuhan perusahaan
- Mengelola risiko pengadaan dan supply chain
Pada level senior ini, peran lebih bersifat strategis dan berdampak langsung pada efisiensi perusahaan secara keseluruhan.
7. Chief Procurement Officer (CPO) / Head of Procurement
Level: Eksekutif
Posisi tertinggi dalam jenjang karir purchasing adalah Chief Procurement Officer (CPO) atau Head of Procurement. Mereka adalah bagian dari tim eksekutif perusahaan dan bertanggung jawab untuk:
- Merumuskan strategi pengadaan global perusahaan
- Membuat keputusan tingkat tinggi terkait dengan supplier dan mitra strategis
- Mengawasi anggaran besar untuk pengadaan
- Memastikan semua kebijakan pengadaan sejalan dengan tujuan dan visi perusahaan
Sebagai eksekutif, CPO terlibat langsung dalam keputusan strategis perusahaan dan pengelolaan pengadaan dalam skala global.
Jurusan Terkait Purchasing
Untuk menjadi seorang profesional di bidang purchasing, latar belakang pendidikan yang tepat sangat membantu dalam memahami proses, strategi, dan keterampilan yang diperlukan. Berikut adalah beberapa jurusan yang terkait dengan purchasing, yang dapat memberikan dasar ilmu pengetahuan dan keterampilan untuk menjalani karir di bidang ini.
1. Manajemen
Manajemen adalah salah satu jurusan yang sangat relevan bagi calon profesional purchasing. Jurusan ini memberikan pengetahuan dasar tentang pengelolaan sumber daya, termasuk pengadaan, manajemen operasional, dan manajemen proyek. Mahasiswa jurusan manajemen mempelajari berbagai aspek bisnis, mulai dari manajemen operasional hingga strategi bisnis, yang semuanya relevan dengan purchasing.
Keahlian yang Diperoleh:
- Pengelolaan sumber daya
- Manajemen tim dan organisasi
- Strategi bisnis dan analisis pasar
2. Manajemen Rantai Pasokan (Supply Chain Management)
Jurusan Supply Chain Management atau Manajemen Rantai Pasokan secara langsung berkaitan dengan purchasing. Dalam jurusan ini, mahasiswa mempelajari bagaimana mengelola aliran barang dan jasa dari sumbernya hingga sampai ke konsumen akhir. Pengetahuan yang mendalam tentang pengadaan, logistik, dan distribusi menjadi fokus utama.
Keahlian yang Diperoleh:
- Manajemen pengadaan dan inventaris
- Optimalisasi rantai pasokan
- Pengelolaan supplier dan distribusi
3. Ekonomi
Jurusan Ekonomi memberikan dasar pengetahuan tentang bagaimana pasar beroperasi, prinsip penawaran dan permintaan, serta faktor-faktor yang mempengaruhi harga. Pemahaman ekonomi sangat penting dalam purchasing, terutama dalam hal menganalisis tren pasar, melakukan evaluasi harga, dan memahami pengaruh global terhadap biaya pengadaan.
Keahlian yang Diperoleh:
- Analisis ekonomi dan pasar
- Pemahaman dinamika harga
- Evaluasi biaya dan pengeluaran
4. Teknik Industri
Jurusan Teknik Industri mengajarkan bagaimana mengoptimalkan proses produksi dan distribusi, termasuk manajemen pengadaan. Lulusan teknik industri sering bekerja di bidang pengadaan dan supply chain, karena mereka memiliki keahlian dalam mengelola efisiensi operasional dan produktivitas.
Keahlian yang Diperoleh:
- Analisis proses produksi dan logistik
- Manajemen sistem dan operasi
- Optimalisasi sumber daya dan pengadaan
5. Administrasi Bisnis
Administrasi Bisnis adalah jurusan yang mencakup banyak aspek bisnis, termasuk purchasing. Mahasiswa administrasi bisnis belajar tentang strategi bisnis, keuangan, manajemen sumber daya manusia, dan manajemen operasional. Ini memberikan fondasi yang kuat untuk memahami peran purchasing dalam mendukung keseluruhan operasi perusahaan.
Keahlian yang Diperoleh:
- Manajemen bisnis dan operasi
- Pengambilan keputusan strategis
- Pengelolaan anggaran dan sumber daya
6. Akuntansi
Meskipun tidak secara langsung terkait dengan purchasing, Akuntansi memberikan keterampilan penting dalam hal pengelolaan anggaran, analisis biaya, dan kontrol pengeluaran. Lulusan akuntansi akan memahami bagaimana menjaga keuangan yang sehat dalam proses pengadaan, termasuk pelaporan keuangan dan audit pengeluaran pembelian.
Keahlian yang Diperoleh:
- Pengelolaan anggaran dan keuangan
- Analisis biaya dan pengeluaran
- Pelaporan dan pengendalian keuangan
7. Logistik
Logistik adalah jurusan yang fokus pada pengelolaan aliran barang dari titik asal ke konsumen akhir, termasuk pengiriman, penyimpanan, dan pengadaan barang. Jurusan ini memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengelola rantai distribusi dan pengadaan secara efisien.
Keahlian yang Diperoleh:
- Manajemen distribusi dan pengiriman
- Optimalisasi logistik dan pengadaan
- Manajemen stok dan persediaan
8. Ilmu Hukum (Khususnya Hukum Perdagangan)
Jurusan Hukum, terutama dengan spesialisasi dalam Hukum Perdagangan, dapat menjadi dasar yang kuat bagi mereka yang tertarik pada purchasing yang melibatkan kontrak dan perjanjian dagang. Pengadaan barang sering kali memerlukan pemahaman tentang hukum kontrak, peraturan perdagangan, dan hukum perusahaan.
Keahlian yang Diperoleh:
- Pemahaman kontrak dan negosiasi hukum
- Hukum perdagangan internasional
- Peraturan dalam pengadaan dan tender
Tugas purchasing juga membutuhkan ketelitian dan kehati-hatian karena bisa mempengaruhi kinerja perusahaan. Jika Anda membutuhkan laptop atau komputer untuk membantu meningkatkan kinerja karyawan, Asani menyediakan sewa laptop atau komputer dengan spesifikasi yang sesuai kebutuhan perusahaan.
Lihat katalog Asani lengkap untuk kebutuhan design graphic, editing video, develop website atau aplikasi, serta administrasi, dan bisnis.
Pastikan Anda memilih jasa sewa laptop yang memiliki harga sewa terjangkau, aman, dan terpercaya.
Asani merupakan partner yang tepat untuk Anda jika membutuhkan penyewaan laptop dan perangkat IT untuk perusahaan.
Jika Anda tertarik, ajukan penawaran sekarang juga ke Asani dengan menghubungi official WhatsApp Asani atau customer service kami di cs@asani.co.id.