contoh penilaian kinerja karyawan
10

Penilaian kinerja karyawan merupakan hal penting yang dilakukan perusahaan untuk mengevaluasi kinerja karyawannya. Contoh penilaian kinerja karyawan tentunya bisa berbeda pada setiap perusahaan. Umumnya, penilaian dilakukan dengan memperhatikan hasil kerja karyawan dalam kurun waktu tertentu, seperti per bulan, per kuartal, atau per tahun. 

Tujuan dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk melihat kualitas kerja karyawan selama dia bekerja di perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, pemilihan indikator yang tepat sangat penting agar hasil penilaian bisa menggambarkan kinerja karyawan dengan akurat. 

Lalu, bagaimana contoh penilaian kinerja karyawan yang efektif? Apa saja indikator yang perlu diperhatikan dalam penilaian tersebut? Simak informasi lengkapnya dalam artikel ini.

Apa itu Penilaian Kinerja Karyawan?

Penilaian kinerja atau atau yang dikenal juga sebagai performance appraisal merupakan serangkaian evaluasi yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai seberapa baik karyawan dalam menjalankan tugasnya. 

Hasil dari penilaian tersebut sering digunakan sebagai bahan pertimbangan oleh perusahaan terkait keputusan promosi jabatan atau kenaikan gaji karyawan.  Sebaliknya, hasil penilaian yang kurang memuaskan dapat berdampak pada pemutusan hubungan kerja.

Pada dasarnya, tujuan dilakukannya penilaian kinerja adalah untuk menilai apakah kinerja karyawan sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan perusahaan dan memberikan umpan balik serta arahan bagi karyawan agar dapat meningkatkan kinerjanya ke depan.

Tujuan Penilaian Kinerja Karyawan

Penilaian kinerja karyawan dapat dilakukan oleh manajer atau supervisor, karyawan itu sendiri, rekan kerja, atau bawahan dari karyawan terkait. Penilaian kinerja memiliki beberapa tujuan, antara lain:

  • Memberikan pengakuan dan apresiasi atas pencapaian karyawan.
  • Membuka peluang promosi atau pemberian bonus bagi karyawan berprestasi.
  • Membantu karyawan mengidentifikasi area keterampilan yang perlu ditingkatkan.
  • Memfasilitasi kebutuhan pendidikan atau pelatihan demi pengembangan karier.
  • Meningkatkan motivasi dan keterlibatan karyawan dalam pengembangan karier mereka.
  • Menjadi wadah diskusi antara karyawan dan perusahaan mengenai tujuan jangka panjang.

Selain itu, tujuan penilaian kinerja juga dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu penilaian kinerja umum dan penilaian kinerja khusus. Berikut penjelasannya:

1. Penilaian Kinerja Umum

Penilaian kinerja umum dilakukan untuk memperbaiki cara kerja karyawan dengan memberikan bantuan yang diperlukan agar karyawan bisa mengoptimalkan potensinya. Ini juga bertujuan agar perusahaan dapat membagi beban kerja secara efisien kepada karyawan.

2. Penilaian Kinerja Khusus

Penilaian kinerja khusus biasanya dilakukan untuk memberikan penghargaan, pertimbangan promosi, menegakkan kedisiplinan, dan menghentikan praktik kerja yang tidak sesuai. Selain itu, informasi dari penilaian ini juga digunakan sebagai umpan balik bagi karyawan dan manajer dalam meningkatkan efektivitas serta efisiensi kerja.

Baca juga: Human Capital: Fungsi dan Perbedaannya dengan Human Resource

Indikator Penilaian Kinerja Karyawan

Indikator penilaian kinerja karyawan mencakup beragam aspek, mulai dari kepemimpinan, kerja sama tim, inisiatif, hingga kualitas pekerjaan. Dengan menggunakan indikator-indikator ini, perusahaan dapat menilai kinerja karyawan secara komprehensif dan objektif. Adapun beberapa indikator penilaian kinerja karyawan adalah sebagai berikut:

  • Kepemimpinan: Indikator ini mengukur kemampuan karyawan saat memimpin tim atau proyek serta bagaimana mereka mengelola dan memotivasi timnya dengan baik.
  • Kerja sama tim: Menilai kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dan berkontribusi dengan anggota tim lain secara efektif.
  • Inisiatif: Mengukur sejauh mana karyawan mampu mengerjakan tanggung jawabnya tanpa banyak di monitor atasan.
  • Perilaku: Menilai perilaku karyawan di tempat kerja, mulai dari kemampuan berkomunikasi, kerjasama tim, dan respek terhadap rekan kerja.
  • Karakter: Mengukur kesesuaian karakter karyawan dengan budaya dan nilai-nilai perusahaan.
  • Kehadiran: Menilai tingkat kehadiran karyawan untuk menunjukkan komitmen mereka  terhadap aturan kerja yang berlaku dan rekan kerja.
  • Kualitas pekerjaan: Mengukur kemampuan, keahlian, dan tingkat kompetensi karyawan. Hasil kerja yang sesuai dengan standar perusahaan menunjukkan bahwa karyawan paham terhadap tugasnya. 
  • Kuantitas hasil pekerjaan: Mengukur capaian target karyawan dalam kurun waktu tertentu, misalnya harian, mingguan, bulanan yang kemudian dikonversi ke dalam ukuran numerik seperti target penjualan atau produksi.
  • Tanggung jawab: Mengukur sejauh mana karyawan memahami dan menjalankan perannya serta tugasnya dengan baik. 
  • Tepat waktu: Menilai kemampuan karyawan dalam menyelesaikan tugas sesuai dengan tenggat yang ditentukan. Ini menunjukkan tingkat produktivitas dan kedisiplinan kerja mereka.

Metode dan Contoh Penilaian Kinerja Karyawan

Dalam menilai kinerja karyawan, perusahaan menggunakan beragam metode untuk evaluasi dan memberikan masukan guna meningkatkan kinerja karyawan. Berikut adalah beberapa contoh penilaian kinerja karyawan dengan keunggulannya masing-masing.

1. Metode Tradisional

Contoh penilaian kinerja karyawan yang pertama adalah dengan metode tradisional. Metode tradisional ini biasanya dilakukan secara tatap muka antara penilai, yaitu atasan atau manajer dengan karyawan untuk membahas pencapaian kerja. Kelebihan dari metode ini adalah prosesnya yang sederhana dan mudah dilakukan. Namun, hasil penilaian metode ini cenderung subjektif karena hanya berdasarkan perspektif penilai tanpa adanya kriteria yang baku.

2. Management by Objectives (MBO)

Metode penilaian kinerja karyawan berikutnya adalah Management by Objectives (MBO). Penilaian karyawan dengan metode ini melibatkan tiga langkah penting:

  • Planning: Manajer dan karyawan sama-sama menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan ini haruslah Specific, Measurable, Achievable, Realistic, Time-sensitive (SMART).
  • Monitoring: Proses ini melibatkan pengecekan terhadap setiap langkah kerja dan evaluasi apakah tujuan telah tercapai. Pada tahap ini, manajer akan memberikan umpan balik kepada karyawan.
  • Reviewing: Tahap akhir adalah diskusi antara manajer dan karyawan tentang pencapaian tujuan. Di tahap ini, karyawan akan dinilai berdasarkan hasil kerjanya selama periode tertentu.

Metode MBO (Management by Objectives) dalam penilaian kinerja karyawan bertujuan membangun komunikasi antara manajer dan karyawan untuk menetapkan dan mencapai tujuan. 

3. Behavior Anchored Rating Scale (BARS)

BARS adalah metode penilaian kinerja yang mengukur capaian kerja karyawan secara kuantitatif dan kualitatif. Metode ini membandingkan kinerja karyawan dengan perilaku tertentu yang kemudian dinilai dengan angka. Keunggulan metode ini terletak pada analisis jabatan yang akurat, standar penilaian terukur, dan penilaiannya yang konsisten. 

4. Psychological Appraisal

Metode psychological appraisal berfokus menganalisis potensi dan kinerja karyawan di masa depan. Tujuh komponen yang dinilai meliputi keterampilan interpersonal, kemampuan kognitif, intelektual, kepemimpinan, kepribadian, hingga kecerdasan emosional. 

Pelaksanaannya melibatkan psikolog untuk memberikan tes, wawancara, dan diskusi guna menilai komponen-komponen tersebut. Kendati demikian, metode ini tergolong rumit dan membutuhkan waktu lama.

Baca juga: Pahami 9 Contoh Peraturan Perusahaan yang Efektif & Efisien!

5.  Metode Pusat Penilaian

Contoh penilaian kinerja karyawan berikutnya adalah menggunakan metode pusat penilaian. Metode pusat penilaian atau assessment center biasanya melibatkan sejumlah penilai untuk mengamati kinerja karyawan melalui simulasi, diskusi, hingga permainan peran. Tujuannya adalah memprediksi kinerja karyawan di masa depan. Namun, metode ini membutuhkan waktu dan biaya cukup besar dalam pelaksanaannya. 

6. 360-Degree Feedback

Metode penilain kinerja karyawan berikutnya adalah 360-degree feedback. 360-degree feedback adalah contoh penilaian kinerja karyawan yang bersifat menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, seperti atasan, rekan kerja, bawahan, hingga pelanggan.

Terdapat lima komponen penilaian, yaitu:

  • Self-appraisal: Karyawan dapat merefleksikan kinerjanya sendiri dalam jangka waktu tertentu untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan mereka.
  • Manager review: Manajer memberikan penilaian dengan metode tradisional dan juga mengevaluasi kinerja tim.
  • Peer review: Anggota tim memberikan penilaian terhadap kinerja individu dalam bekerja sama dan kontribusi tim.
  • Subordinates appraising manager (SAM): Manajer memberikan penilaian pada karyawan berdasarkan laporan langsung yang diberikan.
  • Customer/Client review: Pelanggan memberikan penilaian secara rutin berdasarkan interaksi langsung dengan karyawan.

Keunggulan dari metode ini adalah meningkatkan kesadaran karyawan mengenai pentingnya peran mereka sebagai bagian dari pemangku kepentingan perusahaan.

7. Human Resource (Cost) Accounting Method

Metode ini mengevaluasi kinerja dengan mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan untuk mempertahankan karyawan atas kontribusi yang diberikan mereka pada perusahaan. Keuntungannya adalah memberikan analisis biaya yang efisien terkait kinerja karyawan. Ini membantu perusahaan mengukur biaya dan nilai karyawan dengan lebih akurat serta dampak kinerja mereka terhadap keuntungan yang diperoleh.

8. Rating Scale

Rating scale adalah contoh penilaian kinerja karyawan yang dilakukan dengan menggunakan skala subjektif dari rendah hingga tinggi. Meskipun mudah diterapkan pada banyak karyawan serta tidak membutuhkan biaya besar, metode ini cenderung memberikan hasil penilaian yang subjektif. 

9. Penilaian yang Berorientasi

Contoh penilaian kinerja karyawan berikutnya adalah penilaian yang berorientasi. Metode ini digunakan untuk mengevaluasi tindakan yang diambil karyawan tanpa perubahan. Tujuannya adalah memberikan feedback atas usaha karyawan untuk meningkatkan kinerja masa depan. 

10. Critical Incident Method

Metode critical incident berfokus menilai perilaku ekstrem baik positif maupun negatif yang ditunjukkan karyawan saat menghadapi situasi genting atau kritis. Metode evaluasi ini digunakan sebagai pelengkap untuk teknik peringkat.

11. Field Review Method

Contoh penilaian kinerja karyawan yang terakhir adalah dengan field review method. Metode field review melibatkan departemen SDM untuk turun langsung menilai kinerja karyawan di tempat kerja. Penilai akan mengamati dan memberikan umpan balik kinerja karyawan secara langsung ketika mereka bekerja.

Setelah memahami beberapa metode penilaian kinerja karyawan, berikut ini contoh penilaian kinerja karyawan yang bisa Anda terapkan.

Form Penilaian Kinerja Karyawan

Sumber: Mekari Talenta

Itulah pembahasan mengenai contoh penilaian kinerja karyawan beserta metode dan indikatornya. Penilaian kinerja memang penting dilakukan guna meningkatkan kualitas dan produktivitas karyawan.

Salah satu faktor penting untuk meningkatkan produktivitas karyawan adalah dengan menyediakan fasilitas pendukung yang memadai. Oleh karena itu, perusahaan dapat memanfaatkan jasa penyewaan laptop dari Asani.

Asani menawarkan layanan sewa laptop dan komputer untuk kebutuhan kantor dan bisnis dengan spesifikasi tinggi dan harga terjangkau. Dengan laptop yang mumpuni, produktivitas karyawan pun dapat meningkat.

Jadi, jika Anda ingin mendapat penawaran terbaik sewa laptop untuk produktivitas karyawan, segera kunjungi katalog Asani atau hubungi tim Asani melalui email maupun WhatsApp.

Jadi, yuk sewa laptop dan dapatkan penawaran terbaik di Asani sekarang juga!

Baca juga: 6 Contoh Struktur Organisasi Perusahaan Kecil dan Bagannya

Share

Post comment

Product Enquiry