Dalam dunia bisnis yang semakin kompetitif, kualitas produk dan layanan menjadi salah satu faktor utama yang menentukan kesuksesan sebuah perusahaan. Oleh karena itu, sebagai bagian dari Quality Management System (QMS), Quality Assurance (QA) dan Quality Control (QC) memiliki peran yang sangat penting.
Meskipun keduanya sama-sama bertanggung jawab dalam menjamin kualitas produk atau layanan perusahaan, tetapi perbedaan quality assurance dan quality control terletak pada pendekatan, tujuan, metode, dan tanggung jawab yang diemban. Untuk memahami lebih jelas perbedaan utama antara keduanya, mari simak artikel ini hingga akhir.
Pengertian Quality Control dan Quality Assurance
Seperti yang telah disebutkan, quality assurance (QA) dan quality control (QC) adalah dua konsep yang sama-sama bertanggung jawab dalam menjamin kualitas produk atau layanan sebuah perusahaan. Keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu memastikan bahwa produk atau layanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar, meskipun pendekatan yang digunakan berbeda.
QA lebih berfokus pada tahap produksi atau penyediaan layanan untuk mencegah terjadinya masalah kualitas, sedangkan QC lebih fokus pada pemeriksaan hasil akhir produk atau layanan untuk mendeteksi dan memperbaiki cacat pada produk sebelum sampai ke konsumen.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif, penerapan QA dan QC tidak hanya penting untuk memenuhi harapan pelanggan, tetapi juga untuk mempertahankan reputasi perusahaan. Keduanya berperan dalam meningkatkan efisiensi operasional, sekaligus membangun kepercayaan dan loyalitas pelanggan.
Perbedaan Quality Assurance dan Quality Control
Untuk memahami lebih detail mengenai bedanya QA dan QC, simak penjelasan berikut ini:
1. Pendekatan
Salah satu perbedaan utama antara QA dan QC terletak pada pendekatan yang diambil. Quality assurance bersifat proaktif alias berfokus pada mengurangi risiko terjadinya cacat di seluruh proses produksi.
Misalnya, jika sebuah produk melewati beberapa tahapan perakitan, QA akan memeriksa apakah setiap tahapan tersebut memenuhi prosedur yang telah ditentukan. Dengan cara ini, QA memastikan bahwa setiap aspek proses produksi memenuhi persyaratan untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi.
Di sisi lain, quality control bersifat reaktif alias lebih berfokus pada pengujian produk akhir setelah proses produksi selesai. Melalui inspeksi dan pengujian, QC mendeteksi cacat atau ketidaksesuaian yang muncul pada produk akhir sebelum produk tersebut didistribusikan ke konsumen. Jika ditemukan adanya cacat, QC akan melaporkannya ke tim produksi sementara distribusi produk yang tidak sesuai standar dihentikan.
2. Fokus Kerja
Pada intinya, fokus kerja QA adalah memastikan bahwa proses produksi berjalan baik. Misalnya, dalam sebuah pabrik manufaktur, QA memantau alur produksi, melakukan audit terhadap prosedur yang dijalankan, dan mengidentifikasi potensi masalah sebelum produk mencapai tahap akhir.
Sementara itu, QC memeriksa kualitas produk yang dihasilkan dengan cara melakukan inspeksi visual, pengujian laboratorium, dan pengukuran dengan alat khusus untuk memastikan produk bebas dari cacat atau ketidaksesuaian.
3. Metode dan Teknik yang Digunakan
Perbedaan quality assurance dan quality control selanjutnya terletak pada metode dan teknik yang digunakan.
a. Metode Quality Assurance
Beberapa metode yang digunakan dalam quality assurance adalah sebagai berikut:
1. Failure Testing
Failure testing adalah proses di mana produk diuji dalam berbagai kondisi untuk mengetahui bagian mana dari produk tersebut yang bisa rusak sebelum sampai ke tahap pemeriksaan kualitas terakhir (quality control).
Baca juga: Scale Up Bisnis: Pengertian, Ciri, Strategi dan Hambatannya
2. Statistical Process Control (SPC)
SPC menggunakan data statistik untuk memantau proses produksi. Data ini diambil selama proses pembuatan dan kemudian dianalisis untuk diketahui ada tidaknya masalah pada kualitas produk.
3. Total Quality Management (TQM)
TQM melibatkan semua tim dalam perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Tim produksi memastikan standar kualitas selama proses pembuatan, sementara tim pembelian memeriksa bahan baku dari pemasok. Tim quality control melakukan inspeksi rutin untuk mendeteksi cacat dan tim layanan pelanggan mengumpulkan umpan balik dari pelanggan untuk perbaikan.
b. Metode dalam Quality Control (QC)
Beberapa metode yang digunakan dalam quality control adalah sebagai berikut:
1. X-bar Chart
X-bar chart adalah grafik yang digunakan untuk memantau apakah proses produksi berjalan dengan baik. Caranya, data dari proses produksi dikumpulkan dan ditampilkan di grafik. Jika data tetap dalam batas yang ditentukan, berarti semuanya normal. Namun, jika data mulai menunjukkan ketidaksesuaian, maka artinya ada masalah yang perlu diperbaiki.
2. Metode Taguchi
Metode ini fokus pada penelitian dan desain produk untuk mengurangi kemungkinan terjadinya cacat atau masalah pada produk. Dalam praktiknya, tim QC melakukan eksperimen untuk memahami bagaimana berbagai faktor dalam proses produksi dapat memengaruhi kualitas akhir produk. Dengan cara ini, mereka bisa mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sejak awal produksi.
3. 100% Inspection
Dalam metode ini, setiap bagian produk diperiksa satu per satu untuk dipastikan tidak ada cacat yang terlewat. Dengan melakukan pemeriksaan menyeluruh, tim QC memastikan bahwa setiap produk yang sampai ke tangan konsumen memiliki standar kualitas yang tinggi.
4. Ruang Lingkup dan Tanggung Jawab
Seperti yang telah dijelaskan, tanggung jawab QA mencakup semua aspek produksi, mulai dari tahap perencanaan hingga eksekusi. Sementara itu, tanggung jawab QC berfokus pada inspeksi dan pengujian produk yang sudah jadi.
5. Pihak-Pihak yang Terlibat
QA melibatkan semua anggota tim dalam perusahaan untuk memahami dan mengikuti Standard Operating Procedure (SOP) yang telah ditetapkan. Dengan keterlibatan semua pihak, QA dapat memastikan bahwa setiap langkah dalam proses produksi dioptimalkan guna mencapai kualitas yang diinginkan.
Di sisi lain, QC lebih melibatkan tim khusus yang bertanggung jawab untuk melakukan pengujian, identifikasi, dan penanganan cacat pada produk. Tim QC juga bertanggung jawab untuk memberikan umpan balik kepada tim produksi agar perbaikan dapat dilakukan jika ditemukan masalah.
Contoh Quality Assurance dan Quality Control
Berikut adalah contoh penerapan quality assurance dan quality control yang menggambarkan peran masing-masing metode dalam memastikan kualitas produk dan layanan:
1. Penerapan Quality Assurance
Asani merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa sewa laptop. Dalam penerapan QA, setiap karyawan di Asani, mulai dari tim teknisi hingga layanan pelanggan terlibat dalam menjaga kualitas layanan.
Asani menetapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas, mencakup langkah-langkah dalam memeriksa kondisi laptop, memastikan setiap perangkat dalam kondisi optimal, serta memastikan karyawan di bidang layanan pelanggan memberikan penjelasan yang baik dan ramah saat melayani pelanggan.
Jadi, setiap tahap mulai dari pemeliharaan perangkat hingga pengiriman dilakukan dengan standar ketat untuk memastikan bahwa pelanggan menerima produk berkualitas dan layanan yang memuaskan.
Baca juga: SOP Procurement: Pengertian, Fungsi, dan Contohnya
2. Penerapan Quality Control
Dalam penerapan quality control, tim QC Asani melakukan pemeriksaan menyeluruh pada setiap unit laptop sebelum disewakan, mulai dari layar, keyboard, port koneksi, dan komponen lainnya. Selain itu, tim QC juga melakukan pengujian performa perangkat yang mencakup kecepatan, sistem operasi, dan fungsi perangkat lunak untuk memastikan semuanya berfungsi dengan baik.
Itulah penjelasan mengenai perbedaan quality assurance dan quality control. Sebagai kesimpulan, quality assurance dan quality control memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan kualitas produk dan layanan perusahaan. Dengan menerapkan kedua konsep ini secara efektif, perusahaan bisa memenuhi harapan pelanggan dan memperkuat reputasi merek.
Namun, dalam mendukung upaya tersebut, penting juga untuk memiliki perangkat yang mumpuni untuk memastikan proses QA dan QC berjalan lancar. Oleh karena itu, sebaiknya pertimbangkan untuk menyewa laptop di Asani.
Di Asani, setiap unit laptop yang disewakan telah melalui proses QA dan QC yang ketat guna memastikan bahwa laptop yang disewakan siap mendukung kegiatan bisnis Anda secara optimal. Asani juga menawarkan fleksibilitas terkait durasi dan jumlah sewa sehingga Anda bisa menyesuaikannya dengan kebutuhan.
Selain itu, Asani juga memiliki aplikasi My Asani yang sangat berguna untuk mengelola aset secara gratis. Dengan aplikasi ini, Anda bisa melaporkan dan mengelola aset yang disewa dengan mudah. Jadi, pastikan untuk memanfaatkan solusi sewa laptop dari Asani sebagai langkah cerdas untuk mendukung manajemen kualitas secara efektif di perusahaan Anda.
Yuk, cek katalog sewa Asani sekarang lalu pilih durasi sewa yang paling sesuai dengan kebutuhan perusahaan Anda. Setelah memilih laptop yang ingin disewa, Anda bisa langsung meminta penawaran melalui WhatsApp atau kirim email ke cs@asani.co.id!
Baca juga: 10 Cara Meningkatkan Penjualan Agar Omzet Bisnis Bertambah