fraud triangle adalah
BisnisDiposting: 18 January 2024 | Diperbarui: 18 January 2024
4590

Fraud triangle adalah istilah yang merujuk pada segala bentuk penipuan yang disebabkan oleh tiga komponen utama. Meski istilah fraud triangle masih terdengar asing bagi sebagian orang, konsep ini cukup penting untuk mencegah terjadinya kecurangan.

Pasalnya, segala bentuk kecurangan atau penipuan dapat merugikan bisnis serta melanggar kode etik. Adapun salah satu cara mencegah fraud triangle adalah pemberian upah yang layak, termasuk penerapan sistem payroll pada perusahaan.

Lantas, apa itu fraud triangle? Simak pembahasannya dalam artikel di bawah ini hingga selesai.

Apa itu Fraud Triangle?

Secara sederhana, fraud triangle adalah suatu model kecurangan pada bisnis yang dipakai perusahaan dalam melakukan audit. Pada dasarnya, tujuan fraud triangle adalah untuk mengidentifikasi penyebab terjadinya kecurangan di tempat kerja.

Sebagai informasi, konsep triangle of fraud diusulkan oleh Donald R. Cressey pada 1970. Konsep ini menjelaskan tiga kondisi kemungkinan terjadinya kecurangan di tempat kerja, yakni motivasi, kesempatan, dan rasionalisasi.

Lebih lanjut, Donald menegaskan bahwa justru ketiga komponen pada fraud triangle (pressure, rationalisation, dan opportunity) yang mendasari seseorang melakukan perilaku negatif, tak terkecuali tindak kecurangan di tempat kerjanya. Dengan memahami konsep fraud triangle, perusahaan dapat mengambil langkah preventif untuk melindungi operasional bisnis dari praktik kecurangan.

Komponen Utama Fraud Triangle

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, fraud triangle adalah model praktis yang terdiri dari tiga komponen yang saling terkait yakni motivasi, kesempatan, dan rasionalisasi. Adapun pembahasan lebih jelas mengenai komponen utama fraud triangle adalah sebagai berikut.

1. Kesempatan (Opportunity)

Komponen pertama fraud triangle adalah kesempatan atau opportunity. Pengawasan, kebijakan dan SOP yang lemah dapat menjadi celah yang dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk melakukan kecurangan.

Di samping itu, peluang kecurangan dapat terjadi ketika ada karyawan yang melakukan banyak sekaligus tanpa pengawasan yang ketat. Dalam hal ini, peluang terjadinya korupsi atau mark up biaya bisa jadi meningkat. Oleh sebab itu, perusahaan harus memastikan bahwa internal control berfungsi sebagaimana mestinya untuk mencegah terjadinya kecurangan di tempat kerja.

Baca juga: 10 Perlengkapan Ruang Meeting untuk Produktivitas Perusahaan

2. Motivasi/Tekanan (Motivation/Pressure)

Sejatinya, tekanan berhubungan dengan motivasi seseorang dalam melakukan tindak kecurangan. Belum lagi, masalah personal kerap menjadi alasan seseorang melakukan penggelapan dana, pencurian, atau kecurangan lainnya. Adapun masalah personal dapat berupa masalah keuangan atau gaya hidup.

Selain itu, tuntutan pekerjaan dari atasan juga bisa menjadi penyebab terjadinya kecurangan, misalnya karyawan yang memalsukan data demi mengejar target tertentu.

3. Rasionalisasi (Rationalization)

Komponen ketiga dari fraud triangle adalah berkenaan dengan rasionalisasi. Umumnya, karyawan yang ketahuan melakukan tindak kecurangan akan memberi banyak alasan untuk menjustifikasi perbuatannya. Bahkan, tidak sedikit dari mereka cenderung merasa bahwa kelak aksinya tidak akan ketahuan.

Jenis Fraud Triangle

Sebenarnya, terdapat banyak jenis kecurangan yang tergolong ke dalam fraud triangle. Namun, beberapa jenis fraud triangle yang umum terjadi adalah sebagai berikut.

1. Menaikkan Biaya dalam Anggaran

Pertama, jenis fraud triangle adalah menaikkan biaya dalam anggaran atau mark up biaya. Sebagai informasi, mark up biaya adalah praktik yang dilakukan oleh pihak tidak bertanggung jawab untuk meningkatkan harga dalam pembelian barang yang sebenarnya tidak terjadi.

Pada pelaksanaannya, biasanya karyawan yang terlibat akan meminta kuitansi kosong kepada penyedia barang atau jasa yang kemudian diisi dengan jumlah biaya yang lebih tinggi dari biaya seharusnya sehingga kelebihan dana dapat digunakan.

2. Menggelapkan Aset Perusahaan

Selanjutnya, penggelapan aset perusahaan menjadi salah satu jenis fraud triangle yang umum ditemukan. Pada jenis ini, karyawan yang terlibat menggunakan aset perusahaan untuk kepentingan pribadi, misalnya menggunakan laptop kantor untuk usaha sampingan atau mengambil inventaris kantor.

3. Memanipulasi Laporan Keuangan

Karyawan yang terlibat dalam kasus pemalsuan laporan keuangan biasanya terjebak tekanan target. Dalam hal ini, karyawan tersebut akan menaikan pencapaian penjualan supaya tidak terkena sanksi.

Selain itu, pelaku pemalsuan laporan keuangan juga melakukan aksinya untuk menutupi uang perusahaan yang sudah dikorupsi agar tidak ketahuan.

4. Mencuri Data Sensitif Perusahaan

Jenis kecurangan yang terakhir yakni mencuri data sensitif milik perusahaan. Tentunya, setiap perusahaan memiliki data untuk menunjang operasional bisnis, misalnya laporan keuangan atau data klien.

Apabila oknum tertentu berhasil mengakses data penting perusahaan, ada potensi data tersebut dibocorkan ke kompetitor yang bisa sangat merugikan. 

Contoh Kasus Fraud Triangle

Setelah membahas jenis-jenisnya, ada baiknya Anda memahami contoh fraud triangle supaya lebih paham. Seorang karyawan mengalami tekanan finansial yang signifikan. Ia memiliki utang besar, termasuk cicilan rumah, dan biaya pendidikan anaknya yang terus meningkat.

Karyawan tersebut juga menghadapi ancaman pemutusan hubungan kerja dan ketidakstabilan keuangan yang membuatnya frustasi.

Karyawan tersebut bekerja di departemen keuangan sebuah perusahaan dan memiliki akses penuh terhadap data keuangan perusahaan. Dia menyadari adanya kelemahan dalam kontrol internal perusahaan, seperti kurangnya pemisahan tugas dan pengawasan yang lemah.

Kesempatan ini memberinya akses untuk memanipulasi data keuangan tanpa sepengetahuan atasan atau rekan kerja sehingga ia bisa “meminjam” uang perusahaan untuk memenuhi kebutuhannya..

Kemudian, ia meyakinkan dirinya bahwa tindakan curang yang dilakukannya adalah suatu kebutuhan mendesak untuk mengatasi tekanan finansial yang dialaminya.

Dia merasa bahwa perusahaannya telah tidak adil kepadanya atau bahwa dia “hanya meminjam” uang perusahaan dan akan mengembalikannya nanti ketika keadaan keuangan pribadinya membaik.

Dengan kombinasi tekanan, peluang, dan rasionalisasi, Karyawan tersebut akhirnya memutuskan untuk memanipulasi data keuangan perusahaan, membuat laporan palsu, dan menyalahgunakan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

Cara Mencegah Kecurangan dalam Bisnis

Ada sejumlah strategi yang dapat diterapkan untuk mencegah kecurangan dalam bisnis mulai dari pemberian upah yang layak hingga menggunakan aplikasi penyimpanan data. Selengkapnya, cara mencegah fraud triangle adalah sebagai berikut.

1. Memberikan Upah dan Reward yang Layak

Cara pertama yakni dengan memberikan upah dan reward yang layak kepada karyawan. Dalam hal ini, Anda bisa meminta bantuan HRD dan divisi terkait untuk memilih karyawan terbaik agar diberikan insentif.

Dengan menerapkan cara ini, setiap karyawan akan termotivasi untuk memberikan kinerja terbaik dan menjauhi segala bentuk kecurangan.

Baca juga: Quality Management System: Prinsip, Manfaat, dan Pendekatan

2. Menanamkan Kode Etik yang Kuat

Perlu diketahui, kode etik yang tegas pada perusahaan dapat menjadi kontrol sosial di tempat kerja. Dalam hal ini, Anda bisa menyertakan sanksi atau hukuman bersamaan dengan sosialisasi kode etik.

Dengan menanamkan kode etik yang kuat, harapannya setiap karyawan akan lebih waspada dan bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan di tempat kerja.

3. Meningkatkan Pengawasan Internal

Selain menanamkan kode etik, meningkatkan pengawasan internal adalah cara pencegahan yang tidak kalah penting. Perlu diketahui, sebagian besar penyebab fraud triangle terjadi karena kurangnya pengawasan internal sehingga karyawan cenderung melakukan sesuatu hal semena-mena.

Maka dari itu, Anda bisa memperketat jadwal audit serta menggunakan aplikasi untuk melaporkan data secara real time.

4. Menggunakan Aplikasi Penyimpan Data

Upaya preventif terakhir dari fraud triangle adalah menggunakan aplikasi penyimpan data pihak ketiga. Meski penggunaan sistem database program aplikasi mungkin membutuhkan upaya ekstra, data perusahaan akan lebih aman dan terlindungi.

Hal ini dikarenakan, dalam operasionalnya, akses data perusahaan dibatasi sehingga tindak kecurangan bisa diminimalisasi.

Itulah pembahasan mengenai fraud triangle beserta komponen, jenis, contoh kasus hingga cara mencegah kecurangan dalam bisnis yang perlu Anda ketahui. Tentunya, setiap perusahaan tidak menginginkan segala bentuk kecurangan terjadi dalam bisnisnya. 

Maka dengan menerapkan teori fraud triangle dalam bisnis, diharapkan perusahan dapat mengenali indikasi kecurangan secara dini serta meningkatkan pengawasan lebih baik lagi. 

Dalam mencegah kecurangan, Anda juga perlu menciptakan lingkungan kerja yang baik dan efisien. Tentunya, pemilihan perlengkapan dan peralatan kantor turut andil dalam melaksanakan pengawasan internal yang dapat Anda lakukan di Asani!

Asani menawarkan jasa sewa perlengkapan perusahaan, mulai dari komputer, laptop, monitor, proyektor, dan masih banyak lagi yang dapat Anda cek selengkapnya di katalog sewa Asani. Jika berminat, Anda bisa langsung meminta penawaran melalui WhatsApp atau email ke cs@asani.co.id saat ini juga!

Di samping itu, Asani juga menyediakan layanan lengkap untuk mengelola aset perusahaan pada aplikasi MyAsani. Pada aplikasi tersebut, Anda dapat berkonsultasi tanpa biaya apapun seputar pengelolaan aset IT dan permasalahan lainnya di perusahaan Anda. 

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk, cegah segala bentuk kecurangan dan penipuan bersama Asani! 

Baca juga: Manpower Planning: Pengertian, Tujuan, & Cara Membuatnya

Share

Post comment

Product Enquiry