KeuanganDiposting: 31 December 2024 | Diperbarui: 31 December 2024
1110

Agar perusahaan dapat mengatur cash flow dengan baik, metode budgeting yang tepat sangatlah dibutuhkan. Metode budgeting perusahaan yang efektif juga dapat meningkatkan stabilitas finansial jangka panjang. Dalam perencanaannya, Anda mungkin akan menganalisis beberapa aspek untuk memaksimalkan sumber daya yang ada di perusahan. 

Lantas, apa saja metode budgeting yang paling efektif untuk perusahaan? Artikel ini membahas seluk-beluk metode budgeting untuk perusahaan yang bisa Anda praktikkan. Jadi, simak pembahasannya sampai akhir!

Pengertian Budgeting

Sebelum masuk ke pembahasan metode budgeting, Anda perlu mengetahui konsep budgeting terlebih dahulu. Budgeting atau manajemen anggaran adalah proses memperkirakan aset yang dimiliki perusahaan dan pengeluaran untuk kebutuhan di masa yang akan datang. 

Beberapa aspek perusahaan yang perlu dipertimbangkan saat membuat anggaran adalah data terkait, risiko yang akan datang, serta pengalaman keuangan di masa lalu. Lantas, untuk apa budgeting dilakukan? 

Pada dasarnya, perencanaan keuangan penting untuk memastikan bahwa pengeluaran perusahaan tidak lebih dari pemasukan. Dengan begini, perusahaan bisa meminimalkan risiko terjadinya difisit anggaran di masa depan. 

Tidak hanya itu, budgeting juga penting untuk mengalokasikan dana ke bagian-bagian yang tepat, misalnya suatu proyek, pengembangan sumber daya, atau rencana investasi. Dengan membuat budgeting, Anda bisa mengendalikan arus kas dan berfokus pada hal-hal yang diprioritaskan. 

Jenis-Jenis Metode Budgeting

Terdapat berbagai macam metode budgeting yang bisa digunakan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan perusahaan Anda. Berikut ini adalah rincian metode perencanaan keuangan yang perlu Anda ketahui:

1. Incremental Budgeting

Incremental budgeting adalah metode budgeting yang dinilai cukup mudah dipelajari. Metode perencanaan keuangan ini membutuhkan data tahun lalu untuk menjadi dasar penentuan anggaran saat ini. Kemudian, Anda dapat menyesuaikan data tahun lalu dengan peningkatan atau persentase di anggaran saat ini. 

Metode ini tidak memiliki rumus tertentu karena disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan Anda. Misalnya, perusahaan Anda memiliki anggaran Rp10 miliar di tahun lalu. Ternyata, perusahaan Anda malah menghabiskan Rp12 miliar di tahun tersebut. Artinya, diperlukan penyesuaian di anggaran saat ini agar tidak membengkak seperti tahun lalu. 

Meski terkesan sederhana, metode budgeting ini tidak terlalu akurat dibandingkan metode lainnya. Pasalnya, tetap ada kemungkinan Anda mengeluarkan dana di luar anggaran meskipun sudah disesuaikan dengan melihat pengeluaran dan pemasukan tahun lalu. Tidak hanya itu, metode ini juga kurang cocok untuk startup yang tidak memiliki data-data terdahulu sehingga lebih sulit untuk memproyeksikan dana. 

Selain itu, metode ini bisa tidak efisien jika tidak diatur dengan baik. Misalnya, manajer Anda melihat peluang kenaikan anggaran 5% setiap tahunnya sehingga ia terus menaikkan anggaran setiap tahunnya agar bisa memiliki anggaran yang lebih besar tanpa mencari solusi mengurangi biaya operasional. 

Tidak hanya itu, metode ini juga dapat menghasilkan kelonggaran anggaran. Sebagai contoh, manajer Anda bisa melebihkan anggaran, padahal timnya tidak membutuhkan anggaran sebesar itu. Hal ini tentu membuat tim terlihat seperti tidak pernah memiliki anggaran yang cukup setiap tahunnya. 

Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah Anda atau tim mungkin mengabaikan faktor eksternal yang dapat memengaruhi kinerja. Misalnya, terdapat inflasi yang sangat tinggi pada beberapa biaya operasional. 

Baca juga: Net Present Value: Pegertian, Fungsi, dan Cara Menghitungnya

2. Activity Based Budgeting

Metode budgeting selanjutnya adalah activity based budgeting. Metode ini melihat tujuan dan rencana perusahaan terlebih dahulu sebelum menentukan besaran anggaran. Jadi, setiap target yang membutuhkan anggaran dapat didanai secara efektif. 

Misalnya, jika pengeluaran total dari target Anda mencapai Rp100 juta, Anda perlu melihat lagi aktivitas-aktivitas yang harus mencapai target tersebut. Setelah itu, Anda bisa menghitung pengeluaran setiap aktivitasnya. 

Activity based budgeting dinilai lebih akurat daripada metode lainnya, tetapi Anda tetap membutuhkan analisis dan perancangan yang lebih matang. Misalnya, Anda perlu mengidentifikasi semua penggerak biaya dan aktivitas terkait, memproyeksikan total unit untuk setiap aktivitas, serta memperkirakan biaya per unitnya.

Umumnya, metode ini digunakan oleh perusahaan besar yang memiliki anggaran dan target yang besar pula. Meskipun lebih akurat, metode budgeting ini membutuhkan lebih banyak anggaran dan waktu jika diterapkan pada bisnis kecil sehingga mungkin membutuhkan bantuan akuntan profesional. 

3.  Zero Based Budgeting

Zero based budgeting adalah metode manajemen anggaran yang selalu dimulai dari nol setiap tahunnya dan harus dibuat kembali dari awal. Dengan metode ini, Anda perlu mengatur anggaran layaknya anggaran baru, yang mana Anda perlu melihat kembali setiap pengeluaran secara rinci untuk menentukan mana yang lebih penting. 

Metode ini adalah metode manajemen keuangan perusahaan yang paling umum digunakan dan paling ketat karena bertujuan untuk mencegah pengeluaran-pengeluaran yang tidak dibutuhkan perusahaan dalam membangun profit. 

Oleh karena itu, metode ini cocok untuk perusahaan yang memiliki margin tipis atau arus kas yang terbatas. Dengan membatasi pengeluaran, perusahaan Anda masih memiliki lebih banyak dana untuk fokus pada investasi atau hal-hal lain yang jauh lebih penting. 

Lebih lanjut, metode ini cocok diaplikasikan ketika perusahaan memiliki kebutuhan anggaran mendesak, misalnya perusahaan Anda melakukan restrukturisasi keuangan atau terjadi kemerosotan ekonomi. Dengan begitu, anggaran Anda tidak minus terlalu banyak dan tidak langsung mengalami defisit keuangan. 

Meski begitu, metode budgeting ini membutuhkan banyak waktu dan penyesuaian agar anggaran bisa lebih efektif. Namun, hasilnya akan efisien, terlebih jika Anda fokus pada target spesifik dan menghemat biaya. 

Baca juga: Inilah Jenis-Jenis Laporan Keuangan di Perusahaan

4. Value Proposition Budgeting

Metode budgeting yang selanjutnya adalah value proposition budgeting yang menganalisis nilai yang dihasilkan dari setiap pengeluaran. Tujuan utama metode ini adalah untuk memastikan anggaran Anda memberikan peluang yang besar untuk meningkatkan nilai perusahaan. 

Tidak hanya itu, value proposition budgeting juga mencegah pengeluaran yang tidak perlu, meskipun tidak seakurat zero based budgeting. 

Untuk melakukannya, Anda perlu mengklarifikasi keluaran dan periode anggaran yang diinginkan. Setelah itu, Anda bisa mengidentifikasi jasa yang relevan serta mendanainya. Anda mungkin juga akan mempertimbangkan beberapa pertanyaan berikut saat membuat anggaran:

  • Mengapa sejumlah uang harus dimasukkan ke dalam anggaran?
  • Apakah nilai aspek bisnis tersebut melebihi biaya? Jika tidak, mengapa biaya ini masih harus dijustifikasi?
  • Apakah aspek bisnis tersebut memberikan nilai pada karyawan, pelanggan, dan pihak-pihak lainnya?

Metode ini cocok untuk bisnis yang ingin mengawasi pengeluaran secara cermat, tetapi tidak seketat dengan metode zero based. Namun, metode ini memiliki kelemahan, yaitu konsep ‘nilai’ yang sulit diidentifikasi secara konkret untuk keperluan manajemen anggaran. Metode ini juga bisa berubah karena terdampak faktor eksternal sehingga perlu disesuaikan kembali. 

Mana Metode Budgeting yang Paling Cocok dengan Perusahaan?

Dari keempat metode yang telah dijabarkan, Anda mungkin bertanya-tanya metode mana yang cocok untuk perusahaan Anda. Terkait hal ini, Anda perlu mempertimbangkan strategi operasional, tujuan, dan ukuran perusahaan. Incremental budgeting memang menjadi metode yang sederhana dan mudah dipelajari, tetapi metode ini tidak cocok untuk bisnis baru atau bisnis rintisan. 

Kemudian, jika Anda perlu menghemat biaya, maka metode yang cocok adalah zero based budgeting atau value proposition budgeting. Lalu, jika perusahaan Anda sedang berkembang, activity based budgeting bisa digunakan untuk mencapai target target spesifik. 

Demikian informasi tentang jenis-jenis budgeting yang perlu Anda ketahui. Manajemen anggaran sangatlah penting untuk keberlangsungan perusahaan Anda agar tidak terjadi defisit keuangan. Beberapa aspek bisnis, seperti fasilitas penunjang kerja, juga perlu dipertimbangkan agar tidak membebani keuangan. 

Namun, agar tidak terlalu membebani keuangan perusahaan, menyewa perangkat IT dapat menjadi opsi yang bijak. Terkait hal ini, Anda bisa mempercayakan pengadaan fasilitas IT untuk perusahaan kepada Asani. Asani menawarkan berbagai macam perangkat IT yang dapat disewa sesuai kebutuhan, mulai dari laptop hingga peralatan rapat. 

Untuk mendapatkan informasi terkait produk-produk Asani, Anda bisa melihat katalog sewa, kemudian langsung minta penawaran melalui WhatsApp atau email ke cs@asani.co.id. Tidak hanya itu, jika perusahaan Anda ingin mengelola aset perusahaan dengan efisien, layanan lengkap Asani pada MyAsani dapat menjadi pilihan.

Kemudian, jika Anda mengalami kendala pengadaan perangkat IT di kantor, langsung saja konsultasikan sekarang secara gratis dengan tim Asani. Tunggu apa lagi? Daftar MyAsani sekarang juga agar proses bisnis menjadi lebih praktis!

Baca juga: Keuntungan Sewa Laptop untuk Perusahaan daripada Membeli

Share

Post comment

Product Enquiry