pengertian sistem konsinyasi
InformasiDiposting: 13 October 2024 | Diperbarui: 13 October 2024
1130

Tahukah Anda apa pengertian sistem konsinyasi? Dalam dunia bisnis, sistem konsinyasi adalah bentuk kerja sama yang umum diterapkan oleh UMKM. Sistem tersebut bukan sekadar metode transaksi bisnis, melainkan pendekatan strategis bagi consignor dan consignee.

Namun sayangnya, penerapan sistem konsinyasi sering kali tidak disadari banyak orang walaupun lazim ditemukan pada aktivitas sehari-hari. Penasaran, apa itu sistem konsinyasi dan informasi terkait lainnya? Yuk, langsung saja simak pembahasan di bawah ini sampai akhir.

Apa itu Sistem Konsinyasi?

Sistem konsinyasi adalah sistem kerja sama di dalam bisnis yang dilakukan dengan cara menitipkan atau menyerahkan barang untuk dijual melalui pihak perantara. Pihak yang terlibat dalam sistem konsinyasi adalah penitip barang (consignor) dan penyalur (consignee).

Penerapan sistem konsinyasi sebenarnya sangat sederhana dan dapat ditemukan di warung-warung kecil atau usaha rumahan. Misalnya, Anda memiliki usaha produksi kerupuk berskala kecil. Kemudian, produk tersebut Anda titipkan di warung dekat rumah untuk dijualkan.

Dalam kasus tersebut, Anda adalah penitip barang (consignor) dan penyalurnya (consignee) adalah warung dekat rumah Anda. Pendapatan dari sistem konsinyasi tersebut akan didasarkan pada dua aspek, yaitu ketentuan dari pihak penyalur maupun pembagian profit.

Skema Pelaksanaan Sistem Konsinyasi

Setelah memahami pengertian sistem konsinyasi, Anda tentu penasaran bagaimana skema pelaksanaan sistem tersebut. Adapun skema pelaksanaan sistem konsinyasi adalah sebagai berikut.

1. Penentuan Tempat

Sebelum mulai menitipkan barang dagangan, consignor akan melakukan riset guna menemukan tempat yang strategis untuk melakukan kerja sama konsinyasi. Banyak hal yang bisa menjadi pertimbangan consignor dalam menentukan tempat tersebut, seperti kesempatan promosi dan kedekatan dengan konsumen.

2. Pengajuan Konsinyasi

Setelah menentukan tempat yang tepat, consignor akan menghubungi pihak consignee untuk mengajukan kerja sama. Dalam hal ini, consignor pun perlu mencantumkan kesepakatan tertentu yang mengikat para pihak.

3. Persetujuan Kesepakatan

Jika pengajuan kerja sama dan kesepakatan disetujui oleh para pihak yang terlibat, maka consignor bisa mengirimkan barangnya kepada consignee untuk dijual. Kesepakatan tersebut harus ditaati oleh para pihak selama sistem konsinyasi berjalan.

4. Penjualan dan Laporan

Saat pihak consignor telah mengirimkan produknya, consignee akan menjual produk-produk tersebut kepada pelanggan. Selanjutnya, consignee bertugas untuk membuat laporan penjualan secara berkala, baik itu mingguan maupun bulanan kepada consignor. Laporan tersebut mencakup informasi tentang produk yang terjual dan stok produk tersisa.

5. Pembayaran dan Restock

Setelah barang konsinyasi terjual, consignee akan membayar dan membagi profit sesuai dengan kesepakatan. Kemudian, consignor bisa mengirimkan barang tambahan untuk restock. Sementara itu, barang yang tidak terjual dapat dinegosiasikan kembali, entah dikembalikan kepada consignor atau tetap disimpan lebih lama oleh consignee.

6. Evaluasi dan Penyesuaian

Setelah sistem konsinyasi berjalan selama beberapa waktu, pihak consignor dan consignee bisa melakukan evaluasi kinerja. Lalu, para pihak tersebut dapat melakukan penyesuaian terhadap jumlah stok, jenis barang, dan lain-lain di dalam perjanjian. Langkah ini bertujuan untuk meningkatkan penjualan dan keuntungan.

Baca juga: 15 Contoh Transaksi Perusahaan Dagang yang Perlu Kamu Tahu

Kelebihan Sistem Konsinyasi

Berdasarkan pengertian sistem konsinyasi yang telah dijelaskan, banyak pelaku bisnis yang telah menerapkan sistem tersebut. Hal ini karena sistem konsinyasi memang menguntungkan dan praktis. Adapun kelebihan sistem konsinyasi lainnya adalah sebagai berikut: 

1. Bagi Penitip Barang (Consignor)

Bagi pihak consignor, sistem konsinyasi bisa menjadi alternatif cara dalam menjual produk tanpa mengeluarkan banyak dana untuk promosi dan menyewa tempat. Selain itu, consignor pun dapat memperluas ekspansi bisnis maupun penetrasi pasar melalui sistem tersebut.

Pasalnya, consignor bisa menitipkan produk dagangannya ke beberapa consignee yang berbeda sehingga jangkauan konsumen meningkat. Tidak hanya itu, ada banyak kelebihan sistem konsinyasi yang dirasakan oleh consignor, seperti berikut ini:

  • Menyebarkan merek dagang hingga ke daerah pelosok.
  • Menghemat biaya promosi.
  • Membangun kerja sama bisnis dalam jangka panjang dengan penyalur.
  • Solusi untuk meningkatkan market share.
  • Memperbesar peluang keuntungan.
  • Memperoleh insight baru terkait minat konsumen di setiap daerah.
  • Berfokus pada produksi dan persediaan barang.

2. Bagi Penyalur (Consignee)

Kelebihan sistem konsinyasi tidak hanya dapat dirasakan oleh consignor, tetapi juga consignee. Adapun kelebihan sistem konsinyasi bagi pihak penyalur adalah sebagai berikut.

  • Mendapatkan profit tanpa memproduksi barang sendiri.
  • Ragam produk yang dijual di toko semakin banyak.
  • Minimnya risiko kerugian karena produk konsinyasi bisa diretur apabila tidak laku.
  • Kesempatan menentukan persentase harga sendiri.
  • Variasi produk yang dijual di toko semakin banyak sehingga bisa menarik lebih banyak konsumen.

Kekurangan Sistem Konsinyasi

Di samping kelebihan, sistem konsinyasi juga memiliki kekurangan yang perlu menjadi pertimbangan. Adapun kekurangan-kekurangan tersebut adalah sebagai berikut.

1. Bagi Penitip Barang (Consignor)

Sistem konsinyasi memang tidak diragukan bisa memberikan keuntungan karena distribusi barang dapat dilakukan dalam jumlah banyak dengan waktu yang singkat. Namun, ada beberapa risiko yang perlu diperhatikan oleh consignor, antara lain:

  • Tidak mendapatkan pembayaran sebelum barangnya terjual.
  • Konsinyasi tidak berlaku untuk setiap jenis barang. Jadi, perlu dilakukan riset secara mendalam terlebih dahulu.
  • Consignor bertanggung jawab untuk mengambil kembali produk yang tidak terjual walaupun telah kedaluwarsa.
  • Jika consignee lalai dan tidak bertanggung jawab, maka berpotensi mengalami kerugian.
  • Strategi pemasaran kurang maksimal.

2. Bagi Penyalur (Consignee)

Selain consignor, kekurangan sistem konsinyasi juga perlu menjadi perhatian consignee. Berikut ini adalah beberapa risiko yang harus dihadapi oleh consignee dalam pelaksanaan sistem konsinyasi.

  • Menanggung adanya kerusakan produk.
  • Berpotensi terlibat konflik antarpihak penitip jika jenis produk yang dititipkan sama.
  • Mengeluarkan upaya lebih besar untuk menata posisi produk agar hasil penjualan sesuai dengan ekspektasi consignor
  • Menanggung biaya perawatan dan pemeliharaan agar produk tetap dalam kondisi yang baik.

Baca juga: 4 Tahapan Cara Menghitung Harga Pokok Produksi, Catat!

Syarat Pelaksanaan Sistem Konsinyasi

Seperti bentuk kerja sama lainnya, sistem konsinyasi juga membutuhkan kesepakatan antarpihak yang dibuat di atas kertas dengan berbagai persyaratan tertentu. Syarat-syarat tersebut berguna untuk mengikat dan melindungi hak-hak pihak yang terlibat. Berikut ini adalah beberapa syarat pelaksanaan sistem konsinyasi.

  • Perjanjian kesepakatan ditandatangani di atas meterai oleh pihak penitip barang dan penyalur.
  • Negosiasi pembagian profit wajib dilakukan sebelum kegiatan penjualan berlangsung.
  • Hak, kewajiban, dan sanksi tercantum secara lengkap di dalam perjanjian kesepakatan.
  • Persentase pembagian profit tertulis di MoU (Memorandum of Understanding).

Itulah informasi seputar pengertian sistem konsinyasi, skema, kelebihan, dan kekurangannya. Memahami apa itu sistem penjualan konsinyasi, Anda bisa memanfaatkannya dengan lebih baik untuk perkembangan bisnis.

Untuk menunjang perkembangan tersebut, Anda tentunya memerlukan peralatan IT yang lengkap. Kini, Anda bisa mendapatkannya secara mudah dengan cara melakukan penyewaan di Asani. Asani menawarkan harga sewa peralatan IT yang cukup terjangkau.

Dengan demikian, Anda tidak perlu mengeluarkan banyak dana untuk membeli peralatan IT baru sebab produk-produk Asani sudah bisa menunjangnya. Walaupun harga sewanya terjangkau, Anda tetap akan memperoleh produk-produk yang berkualitas.

Untuk melihat spesifikasi produk beserta harganya, kunjungilah katalog sewa Asani. Segera minta penawaran dengan menghubungi WhatsApp kami atau mengirim email ke cs@asani.co.id. Yuk, dapatkan peralatan IT terbaik untuk perkembangan bisnis Anda di Asani!

Baca juga: Laporan Keuangan Perusahaan: Fungsi, Jenis, & Cara Pembuatan

Share

Post comment

Product Enquiry