contoh cash flow perusahaan
KeuanganDiposting: 14 January 2025 | Diperbarui: 14 January 2025
3100

Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sebuah perusahaan dengan pendapatan besar bisa mengalami kesulitan keuangan? Jawabannya mungkin terletak pada pengelolaan cash flow yang buruk. 

Cash flow adalah aliran uang tunai yang masuk dan keluar dari bisnis. Tanpa pengelolaan cash flow dan budgeting yang baik, bahkan perusahaan yang paling menguntungkan pun bisa kolaps. 

Oleh karena itu, penting untuk mengetahui bagaimana menghitung cash flow yang baik. Artikel ini akan mengulas contoh cash flow perusahaan, jenis-jenis, beserta cara membuat laporannya. Simak informasi berikut ini!

Apa Itu Cash Flow Perusahaan?

Cash flow adalah aliran kas yang mencerminkan pergerakan uang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan. Secara sederhana, ini menggambarkan arus dana yang masuk dan keluar dalam periode waktu tertentu sebagai bukti adanya aktivitas keuangan.

Arus kas memiliki peran vital dalam kelangsungan sebuah bisnis karena dari sinilah perusahaan dapat bertahan. Selain itu, laba atau rugi yang dihasilkan dari bisnis juga berasal dari pengelolaan cash flow tersebut.

Pada periode tertentu, analisis arus kas menjadi acuan untuk menentukan strategi perusahaan ke depannya. Evaluasi terhadap cash flow sangatlah penting agar perusahaan dapat terus berkembang. Jika arus kas menunjukkan angka negatif, langkah strategis perlu diambil untuk memperbaikinya. Sebaliknya, jika positif, diperlukan upaya untuk terus meningkatkannya.

Baca juga: Mengenal Capital Budgeting, Ini Manfaat & Cara Menghitungnya

Jenis-Jenis Cash Flow

Sebelum membahas contoh cash flow perusahaan, penting untuk memahami bahwa terdapat beberapa rumus yang bisa digunakan untuk menghitung cash flow berdasarkan jenisnya. Berikut adalah penjelasannya:

1. Operating Cash Flow

Jenis cash flow ini merujuk pada kas bersih yang dihasilkan dari aktivitas operasional normal perusahaan. Arus kas positif sangat diperlukan dalam hal ini agar bisnis dapat tumbuh dan berjalan secara optimal. Berikut adalah rumus menghitungnya:

Operating Cash Flow = Pendapatan Bersih + Pengeluaran Nontunai – Perubahan Modal Kerja

2. Investment Cash Flow

Selanjutnya adalah arus kas dari aktivitas investasi, yang mencakup berbagai kegiatan investasi perusahaan. Jenis investasinya bisa beragam, seperti pada sekuritas, properti, atau aset lainnya. 

Pada umumnya, aktivitas investasi akan menghasilkan arus kas keluar (negatif) karena perusahaan sering kali membeli aset tetap atau investasi jangka panjang. Namun, arus kas dari investasi juga bisa positif jika perusahaan menjual aset investasinya. 

Angka negatif pada arus kas investasi tidak selalu mengindikasikan masalah, asalkan dilakukan dengan perencanaan yang baik dan diharapkan memberikan keuntungan di masa depan. Berikut adalah rumusnya:

Investment Cash Flow = Pendapatan Investasi – Pengeluaran Investasi

3. Financing Cash Flow

Selanjutnya adalah arus kas pembiayaan atau financing, yang merujuk pada pergerakan dana antara perusahaan, investor, pemilik, dan kreditur. Arus kas bersih ini bertujuan untuk mendukung pembiayaan perusahaan, seperti melunasi utang, membayar dividen, serta mengelola ekuitas. Berikut adalah rumus perhitungannya:

Financing Cash Flow = Kas Masuk dari Penerbitan Ekuitas atau Utang – (Dividen yang Dibayarkan + Pembelian Kembali Utang dan Ekuitas)

Contoh Cash Flow Perusahaan

Anda bisa menghitung cash flow dengan rumus-rumus di atas. Jika hasil perhitungan arus kas negatif, angka tersebut perlu dikurangkan dalam rumus. Sebaliknya, jika arus kas positif, angka tersebut harus ditambahkan. Berikut adalah rumus menghitung cash flow:

Pendapatan Bersih +/- Aktivitas Operasi +/- Aktivitas Investasi +/- Aktivitas Pendanaan + Saldo Kas Awal = Saldo Kas Akhir

Misalnya, bisnis Anda memperoleh pendapatan bersih sebesar Rp20.000.000, dengan saldo kas awal dari periode sebelumnya sebesar Rp5.000.000. Selain itu, arus kas dari operasional mencapai Rp17.000.000, investasi sebesar Rp40.000.000, dan pendanaan senilai Rp60.000.000. 

Dengan demikian, saldo kas akhir bisnis pada periode ini menjadi Rp142.000.000. Berikut rinciannya:

Rp20.000.000 + Rp17.000.000 + Rp40.000.000 + Rp60.000.000 + Rp5.000.000 = Rp142.000.000

Baca juga: Apa itu EBIT? Begini Cara Hitung Laba Sebelum Bunga & Pajak

Cara Membuat Laporan Cash Flow Perusahaan

Seorang pebisnis perlu memahami cara mengatur cash flow perusahaan dalam sebuah laporan yang tepat dan akurat. Selama proses penyusunannya, terdapat dua data yang dibutuhkan. Pertama, laporan laba rugi untuk periode yang sedang berjalan, dan kedua adalah neraca periode saat ini dibandingkan dengan neraca periode sebelumnya.

Setelah memperoleh data tersebut, Anda dapat memilih metode yang akan digunakan. Pada metode tidak langsung, laporan laba rugi periode yang ingin dilaporkan dapat digunakan sebagai perbandingan. 

Sementara untuk metode langsung, laporan cash flow harus mencakup kelompok penerimaan dan pengeluaran kas yang disusun berdasarkan aktivitas operasional perusahaan. Agar lebih mudah dipahami, berikut langkah-langkah ringkas dalam menyusun laporan arus kas:

  1. Perbandingkan jumlah kenaikan dan penurunan kas perusahaan selama periode yang diinginkan.
  2. Setelah perhitungan selesai, laporkan kas netto yang berasal dari aktivitas operasional (dapat menggunakan metode langsung atau tidak langsung).
  3. Hitung kas netto yang digunakan dalam aktivitas investasi.
  4. Selesaikan perhitungan kas netto untuk aktivitas pendanaan.
  5. Jumlahkan semua perhitungan dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan, serta saldo kas awal perusahaan.
  6. Setelah semua perhitungan selesai, Anda dapat mengetahui cash flow untuk periode yang diinginkan. Laporan arus kas ini perlu disusun secara berkala untuk memantau kondisi keuangan perusahaan.

Dari hasil perhitungan ini, Anda akan memperoleh arus kas negatif atau positif, yang akan menjadi acuan dalam menentukan langkah-langkah perusahaan ke depan. Oleh karena itu, pencatatan dan perhitungan arus kas sangat penting bagi perusahaan. Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas, perhatikan contoh laporan cash flow perusahaan berikut ini:

contoh laporan cash flow
Sumber: Paper

Dari contoh laporan cash flow di atas, bisa dilihat bahwa PT. Luar Biasa Makmur memiliki surplus kas sebesar Rp24.000.000 pada awal periode berikutnya, yang menunjukkan bahwa kondisi keuangannya masih sehat.

Itulah informasi mengenai contoh cash flow perusahaan hingga cara membuat laporannya. Dengan memahami informasi di atas, Anda dapat memastikan kelangsungan bisnis yang lebih stabil dan terhindar dari masalah keuangan. 

Tahukah Anda bagaimana membuat cashflow perusahaan agar semakin lancar? Salah satunya adalah dengan menggunakan jasa sewa perangkat komputer di Asani. Opsi sewa tentunya lebih hemat dibandingkan harus membeli baru. 

Dengan demikian, perusahaan Anda dapat mengalihkan sebagian dananya ke hal-hal yang dapat menunjang bisnis. Sewa perangkat di Asani juga menawarkan segudang kemudahan, mulai dari pemilihan hingga perawatannya yang akan dibantu oleh tim.

Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai produk-produk Asani, Anda bisa mengunjungi katalog sewa. Kemudian, minta penawaran melalui WhatsApp atau email ke cs@asani.co.id. Selain itu, jika perusahaan Anda ingin mengelola aset dengan lebih efisien, layanan lengkap MyAsani dari Asani bisa menjadi solusi tepat.

Jadi, tunggu apa lagi? Daftar MyAsani sekarang juga untuk membuat proses bisnis Anda lebih praktis!

Baca juga: 10 Perbedaan Akuntansi Keuangan dan Akuntansi Manajemen

Share

Post comment

Product Enquiry