apa itu depresiasi
InformasiDiposting: 3 October 2024 | Diperbarui: 3 October 2024
3790

Apa itu depresiasi? Anda mungkin pernah mendengar istilah tersebut karena sering dikaitkan dengan mata uang. Namun, penggunaan depresiasi di dalam lingkup ekonomi sebenarnya jauh lebih luas.

Dalam konteks akuntansi keuangan bisnis, depresiasi banyak digunakan untuk menghitung usia suatu aset. Ingin tahu lebih lanjut terkait apa itu depresiasi? Yuk, simak terus penjelasannya di bawah ini.

Apa itu Depresiasi?

Depresiasi adalah konsep akuntansi yang digunakan untuk menggambarkan adanya penurunan nilai aset tetap karena keusangan, penggunaan, atau kemajuan teknologi. Sederhananya, depresiasi merupakan pengurangan nilai dari suatu aset akibat durasi pemakaian atau usia.

Semakin intens penggunaan atau lamanya suatu aset, maka kualitas dan kuantitas kerjanya juga akan berkurang. Jika dianalogikan, maka coba bayangkanlah Anda membeli sebuah laptop yang harga awalnya cukup mahal. Nah, nilai laptop tersebut setiap tahunnya akan berkurang.

Hal ini karena telah muncul model baru yang lebih canggih. Di samping itu, performanya pun ikut menurun sebab digunakan secara terus menerus. Proses inilah yang dikenal dengan sebutan depresiasi.

Dalam bisnis, depresiasi aset merupakan faktor yang tidak bisa dihindari. Oleh karena itu, perhitungannya harus dilakukan secara tepat agar perusahaan mempunyai kendali yang lebih baik atas kondisi keuangan internal perusahaan.

Faktor-Faktor yang Memengaruhi Depresiasi

Setelah mengetahui apa itu depresiasi, Anda juga perlu memahami berbagai faktor yang memengaruhi seberapa lambat atau cepatnya suatu aset mengalami penyusutan nilai. Dengan begitu, Anda bisa menghitung penyusutan nilai aset lebih mudah. Adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut.

1. Harga Perolehan Awal

Harga awal saat membeli aset memiliki pengaruh besar terhadap jumlah depresiasi yang akan diakui secara keseluruhan. Semakin mahal harga awal aset, maka biaya depresiasi yang harus diakui pun semakin besar setiap tahunnya.

Biaya depresiasi adalah biaya yang timbul akibat dari penyusutan nilai aset tetap perusahaan. Biaya ini tidak terelakkan dan pasti dialami setiap aset tetap bisnis. Oleh karena itu, akan selalu ditemukan biaya depresiasi dalam laporan keuangan pada setiap periode tutup buku.

2. Nilai Residu

Nilai residu adalah perkiraan nilai yang masih dapat diperoleh dari aset di akhir masa manfaatnya atau setelah tidak digunakan lagi. Biasanya, beberapa perusahaan memiliki benchmark berapa nominal residu aset ideal yang sesuai dengan kebutuhan.

Setelah itu, aset dipindahtangankan dengan mempertahankan sisanya dalam penguasaan bisnis. Semakin tinggi nilai residu, maka depresiasi tahunan yang perlu diakui pun semakin rendah.

3. Usia Manfaat

Umumnya, perusahaan memiliki kebijakan tersendiri terkait ekspektasi atau perkiraan usia kegunaan asetnya. Estimasi masa manfaat ini sangat berpengaruh pada perhitungan depresiasi, terutama yang menggunakan metode garis lurus.

4. Pola Pemakaian

Intensitas dan pola pemakaian aset perusahaan dapat memengaruhi kecepatan depresiasi, khususnya usia aktiva. Semakin berat pemakaiannya, maka semakin cepat pula estimasi waktu habis manfaatnya.

5. Perubahan Pasar dan Kemajuan Teknologi

Seiring dengan majunya teknologi, permintaan pasar pun mengalami perubahan yang besar. Hal tersebut berpengaruh pada usia ekonomi aset.

Teknologi yang canggih membuat aset menjadi cepat usang. Sebagai contoh, kemunculan teknologi baru di industri percetakan yang membuat mesin-mesin lama menjadi tidak relevan lagi.

Baca juga: 5 Cara Menjaga Aset Perusahaan untuk Optimalkan Keuntungan

Manfaat Perhitungan Depresiasi

Perhitungan biaya depresiasi adalah hal yang tidak boleh diabaikan ketika membuat laporan keuangan karena berperan penting dalam strategi bisnis dan pengelolaan keuangan perusahaan. Adapun manfaat perhitungan depresiasi adalah sebagai berikut.

1. Alokasi Biaya Lebih Akurat

Depresiasi yang terjadi secara bertahap selama masa manfaat membuat perusahaan bisa mencerminkan beban biaya sesuai dengan pemanfaatan aset tersebut. Alhasil, gambaran keuangan yang lebih transparan dan realistis pun dapat terwujud.

2. Mengetahui Harga Awal Aset

Saat membeli aset, perusahaan tidak hanya meninjau manfaatnya saja. Tetapi, harga awal dan penggunaannya pula. Perhitungan tersebut didasarkan pada kepemilikan dan hak guna kerja aset. Kedua aspek tersebut akan menghasilkan harga awal yang nantinya digunakan untuk menghitung beban operasional dan keuntungan.

3. Pengelolaan Arus Kas yang Efektif

Pada dasarnya, depresiasi adalah biaya nonkas. Akan tetapi, pemahaman terkait depresiasi berguna untuk membuat perencanaan modal di masa depan. Perusahaan pun bisa memperkirakan kapan aset perlu ditingkatkan atau diganti sehingga pengelolaan arus kas menjadi lebih efektif.

4. Meminimalkan Risiko Kerugian

Jika aset yang dibeli tidak mampu menghasilkan produktivitas, maka bisa menjadi sumber kerugian bagi perusahaan. Melalui pertimbangan terhadap hal ini, perusahaan pun lebih memperhatikan cara untuk memaksimalkan aset guna menghasilkan keuntungan. Dengan begitu, potensi kerugian bisa diminimalkan.

5. Meningkatkan Kontrol dan Akuntabilitas

Perhitungan depresiasi berguna untuk memperkuat akuntabilitas dalam asset management system perusahaan. Dengan mengetahui nilai penyusutan aset, perusahaan bisa mengontrol dan memantau finansial serta kondisi fisik asetnya secara efektif. Alhasil, kelalaian dalam penggunaan aset dapat dicegah dan audit internal serta eksternal menjadi lebih efisien.

Baca juga: 5 Contoh Laporan Aset Perusahaan, Fungsi & Cara Membuatnya

Cara Menghitung Depresiasi

Perhitungan depresiasi merupakan alat strategis yang mendalam untuk meningkatkan efisiensi operasional dan kesadaran finansial perusahaan. Cara menghitung depresiasi bisa dilakukan dengan beberapa metode, antara lain:

1. Metode Garis Lurus

Cara menghitung depresiasi menggunakan metode garis lurus dilakukan dengan asumsi berdasarkan fungsi dari waktu bukan pemakaiannya.

Metode ini nantinya akan menunjukkan hasil konsumsi yang serupa pada masing-masing aset di setiap periode. Rumus depresiasi menggunakan metode garis lurus adalah sebagai berikut.

Nilai Penyusutan = (Harga Pendapatan – Nilai Residu) / Usia Manfaat

2. Metode Beban Menurun

Cara menghitung depresiasi berikutnya adalah menggunakan metode beban turun. Proses hitungnya adalah dengan acuan total pendapatan tahunan dan penurunan saldo. Alhasil, beban penyusutan nilainya pun lebih besar daripada periode awal, namun terus menurun di periode berikutnya. Rumus depresiasi dengan metode beban turun adalah sebagai berikut.

Nilai Penyusutan = Harga Beli Aset x Presentasi Depresiasi

3. Metode Aktivitas

Cara menghitung depresiasi dengan metode aktivitas didasarkan pada pemanfaatan aset. Jadi, yang diukur adalah hasil produktivitas aset selama masa manfaat. Adapun rumus depresiasi menggunakan metode aktivitas adalah sebagai berikut.

Nilai Penyusutan = [(Biaya Perolehan – Nilai Residu) x Perkiraan Usia Penggunaan] / Usia Produktif

4. Metode Depresiasi Khusus

Metode depresiasi khusus ini digunakan untuk mencari tahu manfaat dari penyusunan nilai aset. Cara menghitung depresiasi pada metode ini tidak memerlukan rumus, tetapi menggunakan metode campuran dan kelompok.

Metode campuran diaplikasikan berdasarkan perhitungan akuntan. Sementara itu, metode kelompok digunakan untuk mengukur aktiva homogen dengan kemiripan fungsi.

5. Metode Saldo Menurun Ganda

Perhitungan depresiasi dengan metode saldo menurun ganda didasarkan pada biaya penyusutan garis lurus tanpa nilai residu, lalu dilipatgandakan. Metode ini bisa mengukur depresiasi dengan nilai buku aset setiap awal waktu. Berikut adalah rumus depresiasi pada metode ini.

Depresiasi = (Harga Perolehan : Usia Manfaat) x 2

6. Metode Unit Produksi

Metode unit produksi adalah cara menghitung depresiasi dengan menguraikan perhitungan aset dalam satuan waktu (jam) dan berat (kg) secara rinci. Rumus depresiasi menggunakan metode unit produksi adalah sebagai berikut.

Depresiasi = (Harga Pendapatan – Nilai Residu) x (Pemanfaatan Aset : Perkiraan Usia)

Itulah penjelasan mengenai apa itu depresiasi aset, faktor, manfaat, cara perhitungan, dan rumusnya. Informasi terkait hal tersebut penting untuk dipelajari agar Anda bisa memahami bagaimana kontribusi aset pada alur kas dan keuntungan perusahaan dari waktu ke waktu.

Dengan begitu, Anda sebagai pemilik usaha dapat menyiapkan pengambilan keputusan yang lebih informatif dan bijak terkait penggantian aset serta investasi. Untuk menunjang kelancaran perhitungan depresiasi aset, perusahaan Anda tentu membutuhkan perangkat yang memadai.

Nah, Anda bisa mendapatkan perangkat IT yang berkualitas dengan melakukan penyewaan di Asani. Asani menyediakan beragam perangkat IT dengan spesifikasi sesuai kebutuhan perusahaan Anda.

Tidak hanya berkualitas, Anda pun dapat memperoleh harga cukup terjangkau sehingga tidak membebani finansial. Apabila Anda tertarik, maka bisa melihat spesifikasi produk dan harganya di katalog sewa Asani.

Asani juga menawarkan layanan lengkap pada aplikasi MyAsani. Aplikasi tersebut berguna untuk mengelola dan melaporkan masalah aset perusahaan dengan mudah. Anda dapat memanfaatkan beragam fitur unggulan yang tersedia karena free to use dan unlimited user.

Segera minta penawaran sekarang juga dengan cara menghubungi WhatsApp kami atau mengirim email ke cs@asani.co.id. Yuk, dukung kelancaran perhitungan depresiasi aset perusahaan dengan fasilitas kantor dari Asani!

Baca juga: 6 Tips Menghemat Biaya Operasional Perusahaan

Share

Post comment

Product Enquiry