apa itu gmv
BisnisDiposting: 22 February 2024 | Diperbarui: 14 March 2025
30

Gross Merchandise Value atau GMV adalah metrik penting yang sering digunakan dalam dunia e-commerce dan perusahaan startup. GMV menunjukkan total nilai barang yang terjual pada suatu toko online dalam periode tertentu. Penting bagi pelaku bisnis untuk memahami konsep GMV agar dapat mengukur kinerja dan pertumbuhan bisnisnya.

Dengan mengetahui cara menghitung GMV, pelaku bisnis dapat membuat keputusan yang lebih tepat terkait strategi harga, promosi, maupun pengelolaan stok. Oleh karena itu, yuk pahami apa itu GMV atau Gross Merchandise Value beserta cara menghitungnya di artikel berikut ini!

Apa itu GMV (Gross Merchandise Value)?

Gross Merchandise Value atau GMV adalah total nilai barang dagangan yang terjual dalam transaksi customer-to-customer (C2C), salah satunya lewat toko online selama periode tertentu. Ini mencerminkan nilai kotor atau volume barang dagangan yang berhasil diperdagangkan. 

Umumnya, GMV dihitung berdasarkan seluruh transaksi penjualan dikurangi retur dan diskon. Oleh karena itu, metrik ini sering digunakan untuk mengukur pertumbuhan bisnis e-commerce karena berkaitan langsung dengan pendapatan dari komisi penjualan. Alhasil, pelaku bisnis e-commerce dapat mengukur kinerja dan pertumbuhan usahanya dari waktu ke waktu.

Hal ini dapat menjadi acuan bagi pengambilan keputusan oleh berbagai pihak, seperti manajemen pusat dalam menentukan kebijakan perusahaan, departemen penjualan dalam menentukan target, serta investor terkait keputusan investasi atau penarikan modal pada perusahaan.

Manfaat GMV

Gross Merchandise Value (GMV) telah menjadi metrik populer dalam mengukur kinerja bisnis e-commerce. Selain menjadi indikator bagi investor, GMV juga memberikan sejumlah manfaat bagi pengelola bisnis online itu sendiri. Berikut ini beberapa manfaat penggunaan GMV bagi perusahaan.

1. Memonitor Kesehatan Bisnis

Manfaat pertama dari GMV adalah untuk memantau kesehatan bisnis secara keseluruhan, meskipun tidak mencakup profitabilitas. GMV dapat digunakan sebagai indikator awal kinerja bisnis untuk mencapai target pertumbuhan dan penjualan. 

2. Sebagai Penentu Nilai Pasar

GMV kerap dijadikan acuan dalam penilaian nilai pasar suatu perusahaan e-commerce. Valuasi berbasis GMV memberi indikasi seberapa besar perusahaan dinilai oleh investor di pasar. Semakin tinggi dan meningkat GMV suatu perusahaan, biasanya akan semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut.

3. Digunakan untuk Mengukur Volume Transaksi

Manfaat selanjutnya dari GMV adalah untuk mengukur volume transaksi bisnis e-commerce. GMV dapat memberikan gambaran jumlah produk atau jasa yang terjual sehingga perusahaan dapat memantau tingkat aktivitas perdagangan dan pertumbuhan penjualannya.

4. Mengetahui Efektivitas Strategi Pemasaran

GMV dapat digunakan untuk mengevaluasi efektivitas strategi pemasaran yang dijalankan. Peningkatan GMV dapat diindikasikan sebagai keberhasilan kampanye marketing atau peningkatan awareness merek. Dengan demikian, GMV memudahkan perusahaan melacak dampak aktivitas pemasaran terhadap capaian penjualan produk.

5. Sebagai Indikator Pertumbuhan Bisnis

GMV dapat berperan sebagai indikator pertumbuhan bisnis e-commerce. Peningkatan GMV dari waktu ke waktu mengindikasikan kemampuan perusahaan dalam menarik pelanggan baru maupun meningkatkan frekuensi belanja pelanggan lama. 

6. Faktor Penilaian Investasi

Bagi perusahaan yang sedang mencari investor, GMV bisa menjadi faktor penentu minat investor. Adanya peningkatan GMV yang konsisten dianggap memiliki prospek pendapatan yang baik di masa depan sehingga menarik minat investor untuk menanam modal. 

7. Sebagai Pembanding Kinerja Marketplace

Manfaat terakhir dari GMV adalah dapat memudahkan perusahaan membandingkan kinerja antara marketplace. Hal ini dapat membantu perusahaan mengambil keputusan terkait aliansi bisnis, ekspansi ke platform baru, atau penyesuaian strategi distribusi produk. Dengan membandingkan GMV, perusahaan dapat menentukan marketplace mana yang paling efektif untuk menjual produknya.

Baca juga: 5 Contoh KPI Purchasing beserta Aspek yang Wajib Diketahui!

Cara Menghitung GMV

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, GMV adalah metrik penting yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan bisnis e-commerce. Meski demikian, masih banyak yang belum paham bagaimana cara menghitung GMV. 

Sebenarnya, perhitungan GMV cukup sederhana, yaitu dengan mengalikan jumlah barang terjual dengan harga jual barang tersebut. Adapun rumus yang bisa digunakan untuk menghitung GMV adalah:

Gross Merchandise Value (GMV) = Harga Jual Barang x Jumlah Barang Terjual.

Sebagai contoh, Anda menjual handmade soap seharga Rp25.000 per pieces di marketplace Y. Pada hari itu, ada10 sabun yang berhasil terjual. Maka, jika dihitung berdasarkan rumus di atas, total GMV adalah:

Gross Merchandise Value = Rp25.000 x 10 = Rp250.000

Jadi, total GMV dari penjualan hari itu adalah sebesar Rp250.000. 

Perlu diingat, GMV berbeda dengan pendapatan. Sebab, penjual dalam marketplace harus membayar beberapa biaya tambahan, seperti biaya pelayanan sehingga jumlah yang diterima tidak sepenuhnya sama dengan GMV. 

Sebagai informasi, GMV dihitung sebelum dikurangi biaya dan pengeluaran apapun. Oleh karena itu, hanya penjual individu tanpa marketplace yang bisa menyamakan jumlah GMV dengan total pendapatannya. 

Perhitungan Lanjutan GMV

Perhitungan lanjutan ini bersifat optional yang akan memberi Anda gambaran lebih jelas mengenai perkembangan bisnis. Simak perhitungan GMV ke metrik keuangan lainnya berikut ini.

1. Net Merchandise Value (NMV)

Penasaran berapa nilai bersih yang sebenarnya Anda peroleh dari toko online?

Anda bisa mengetahuinya dengan menghitung Net Merchandise Value (NMV), yaitu metrik keuangan yang menunjukkan pendapatan bersih setelah dikurangi berbagai biaya.

Rumus NMV adalah sebagai berikut:

NMV = GMV – Total Biaya (Pemasaran + Pengembalian Dana + Biaya Payment Gateway)

Sebagai contoh, jika dalam satu kuartal Anda menjual tas kulit dengan GMV sebesar Rp500.000.000, tetapi mengeluarkan biaya pemasaran sebanyak Rp10.000.000, mengalami pengembalian dana Rp5.000.000, dan membayar biaya payment gateway Rp8.000.000, maka perhitungannya menjadi:

NMV = Rp500.000.000 – (Rp10.000.000 + Rp5.000.000 + Rp8.000.000) = Rp477.000.000

Dengan begitu, NMV memberikan gambaran lebih akurat mengenai keuntungan yang sebenarnya Anda dapatkan dari bisnis online.

2. Customer Acquisition Cost (CAC)

Setelah mengetahui hasil perhitungan NMV, langkah berikutnya adalah menganalisis biaya akuisisi pelanggan atau Customer Acquisition Cost (CAC). CAC adalah metrik keuangan yang mengukur efektivitas iklan atau promosi dalam menarik pelanggan dalam periode tertentu.

Inilah rumus perhitungannya:

CAC = Total Biaya Pemasaran ÷ Jumlah Pelanggan yang Diperoleh

Sebagai contoh, jika dalam satu kuartal Anda mengalokasikan Rp50.000.000 untuk pemasaran dan berhasil menarik 300 pelanggan baru, maka perhitungannya menjadi:

CAC = Rp50.000.000 ÷ 300 pelanggan = Rp166.667 per pelanggan

Dengan memahami CAC, Anda dapat mengevaluasi efisiensi strategi pemasaran dan menyesuaikannya agar lebih efektif dalam menjangkau pelanggan baru.

Baca juga: Daftar Perusahaan Startup di Indonesia, Ketahui Lengkapnya!

Kelebihan dan Kekurangan GMV

Gross Merchandise Value (GMV) telah menjadi metrik penting dalam mengukur kinerja bisnis e-commerce. Meskipun demikian, terdapat beberapa kelemahan dan kelebihan dari GMV. Adapun kelebihan dan kekurangan penggunaan GMV adalah sebagai berikut.

Kelebihan GMV

Kelebihan GMV adalah dapat merepresentasikan kinerja bisnis e-commerce, baik untuk marketplace maupun toko online itu sendiri. GMV mengukur keberhasilan e-commerce dari jumlah transaksi yang terjadi. 

Semakin banyak transaksi yang tercatat, maka semakin sukses marketplace atau toko online tersebut dalam memfasilitasi pedagang. Selain itu, GMV juga dapat menjadi tolak ukur persaingan antarsitus e-commerce dengan perhitungan sederhana dan mudah.

Kekurangan GMV

Selain kelebihan, GMV juga memiliki kekurangan, yaitu kurang akurat dalam merepresentasikan keuntungan bisnis. Hal ini karena GMV hanya menghitung total nilai transaksi tanpa mempertimbangkan pendapatan bersih penjual, biaya administrasi marketplace, pembelian ulang pelanggan, atau jumlah pelanggan. 

Dengan kata lain, GMV hanya mengukur nilai transaksi kotor penjualan. Total GMV hanya bisa mendekati revenue jika ritel online menjual produknya sendiri tanpa marketplace

GMV sebagai Tolak Ukur Investor 

Selain berguna untuk menghitung nilai kotor penjualan, GMV juga berguna untuk para investor. Hal ini dikarenakan GMV dapat memberikan informasi terkait pertumbuhan suatu perusahaan e-commerce. Meskipun bukan satu-satunya faktor penentu, tren kenaikan GMV yang stabil dari waktu ke waktu mengindikasikan prospek bisnis yang cerah sehingga menarik minat investor untuk menanam modal. 

Investor biasanya menilai positif suatu perusahaan startup dengan peningkatan GMV terus-menerus karena menunjukkan prospek bisnis yang cerah. Oleh karena itu, banyak bisnis berupaya menaikkan jumlah transaksi pelanggan melalui strategi promosi, diskon, ataupun cashback

Akan tetapi, GMV hanya menunjukkan nilai transaksi kotor dan belum tentu mencerminkan keuntungan bersih perusahaan. Meski demikian, laporan GMV tetap berguna bagi e-commerce dalam meyakinkan investor untuk memberikan suntikan dana.

Itulah pembahasan lengkap mengenai GMV yang perlu Anda ketahui. Berdasarkan pembahasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa memahami konsep GMV dan cara menghitungnya sangat penting bagi pelaku bisnis e-commerce. Hal ini dikarenakan GMV dapat digunakan untuk mengukur kinerja dan pertumbuhan bisnis online.

Untuk mendukung perhitungan GMV yang akurat serta kelancaran berbagai kegiatan bisnis online Anda, memiliki perangkat IT berkualitas tinggi menjadi hal yang sangat krusial. Perangkat dengan spesifikasi tinggi dan dapat diandalkan akan membantu Anda dalam mengelola data, menganalisis penjualan, serta menjalankan aktivitas bisnis secara lebih efisien.

Namun, daripada mengeluarkan biaya besar untuk membeli perangkat, menyewa laptop atau perangkat IT lainnya bisa menjadi pilihan yang lebih bijak. Dengan menyewa, Anda dapat mengalokasikan dananya untuk kebutuhan bisnis lain yang lebih mendesak, seperti pemasaran atau pengembangan produk.

Salah satu solusi terbaik adalah dengan menyewa perangkat IT di Asani. Selain praktis, cara ini juga bisa lebih hemat untuk keuangan bisnis Anda.

Asani menyediakan beragam pilihan perangkat elektronik, mulai dari laptop, komputer, hingga peralatan rapat lengkap. Anda dapat melihat katalog Asani terlebih dahulu untuk menentukan perangkat mana yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda. Setelah itu, minta penawaran melalui WhatsApp atau email ke cs@asani.co.id.

Selain menyewakan berbagai perangkat IT, Asani juga menyediakan layanan pengelolaan aset perusahaan secara praktis di MyAsani serta layanan konsultasi gratis untuk mengatasi berbagai masalah IT di perusahaan Anda. Jadi, ayo segera daftar di MyAsani untuk meningkatkan produktivitas bisnis online Anda!

Baca juga: Fungsi Akuntansi Manajemen dalam Perusahaan

Post comment

Product Enquiry