markup pricing adalah
2140

Markup pricing adalah strategi khusus yang kerap digunakan oleh bisnis untuk memperoleh keuntungan yang tinggi. Selain menghitung BEP, perusahaan juga perlu mempertimbangkan markup pricing untuk menetapkan harga jual barang dan jasa.

Pada pelaksanaannya, markup pricing adalah perhitungan yang tidak boleh dilakukan asal-asalan. Pasalnya, terdapat sejumlah faktor yang perlu diperhatikan bila ingin mendapatkan keuntungan seperti biaya tenaga kerja, harga kompetitor, target penjualan, dan masih banyak lainnya. 

Lantas, apa itu markup pricing? Bagaimana cara menghitungnya? Mari simak artikel di bawah ini hingga tuntas.

Apa itu Markup Pricing?

Setiap perusahaan pasti menginginkan keuntungan dengan menetapkan harga jual melebihi biaya modalnya. Dalam hal ini, perlu adanya strategi khusus penetapan harga jual yang biasa dikenal dengan markup pricing.

Markup pricing adalah cara khusus dalam dunia bisnis untuk mematok harga jual barang atau jasa dengan menambahkan jumlah tertentu lebih tinggi dari biaya produksi atau akuisisi.

Dengan kata lain, markup pricing adalah salah satu strategi yang bisa dipakai pengusaha untuk meningkatkan daya saing produknya di pasar.

Di sisi lain, perusahaan juga bisa melakukan markdown pricing untuk menunjang kegiatan cuci gudang atau potongan harga dalam rangka menaikkan penjualan pada barang sisa.

Namun tentu saja, perusahaan tidak boleh sembarangan menentukan mark up ataupun mark down sebab kekeliruan penentuan harga jual bisa berdampak buruk pada keberlangsungan bisnis.

Manfaat Markup Pricing

Kehadiran perhitungan markup pricing adalah hal yang menguntungkan dalam dunia bisnis, terutama bagi pengusaha yang hendak meningkatkan profit dengan metode perhitungan yang mudah dan cepat. Selebihnya, penjelasan mengenai manfaat markup pricing adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan Profit

Pertama, manfaat markup pricing adalah membantu perusahaan dalam meningkatkan profit. Ketika mempertimbangkan mark up pricing, metode ini memungkinkan Anda untuk mengetahui harga strategis untuk barang dan jasa yang bisa meningkatkan keuntungan.

Apabila Anda melakukan markup pricing pada barang dan jasa secara tepat, mudah bagi Anda untuk mengimbangi biaya yang dikeluarkan selama proses produksi.

Baca juga: Mengenal Talent Management untuk Pengembangan SDM Unggul

2. Mengembalikan Biaya

Manfaat markup pricing berikutnya yaitu dapat digunakan untuk mengembalikan biaya. Ketika Anda menetapkan harga dengan markup pricing, Anda memiliki potensi memperoleh keuntungan. 

Dalam hal ini, Anda bisa mengalokasikan keuntungan ini untuk pos tenaga kerja dan bahan baku. Hal ini dilakukan supaya terhindar dari utang atau pinjaman untuk menyokong biaya produksi barang dan jasa.

3. Mudah dan Cepat

Tidak seperti perhitungan-perhitungan ekonomi lainnya, markup pricing adalah strategi penetapan harga yang tergolong sederhana.

Meski tetap ada hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam metode penetapan harga markup pricing, rumus tersebut tidak membutuhkan kegiatan analisis kompetitor.

Metode Penetapan Harga Markup

Setelah mengetahui manfaat markup pricing, sekarang saatnya untuk memahami bagaimana perusahaan menggunakan teknik tertentu untuk menentukan harga jual barang dan jasa mereka. Selengkapnya, metode penetapan harga markup pricing adalah seperti berikut.

1. Mengetahui Biaya Produksi

Hal pertama yang menjadi metode penetapan harga markup pricing adalah mengetahui biaya produksi. Bisa dikatakan, biaya produksi adalah faktor yang memegang peranan penting dalam menentukan harga jual strategis.

Semakin tinggi biaya produksi, maka akan semakin tinggi juga besaran markup pricing yang ditentukan untuk memperoleh keuntungan.

Adapun biaya produksi meliputi keseluruhan biaya selama proses produksi, termasuk biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, biaya pemasaran, dan lain sebagainya.

2. Menganalisis Tingkat Persaingan Pasar

Selanjutnya, metode penetapan harga markup pricing adalah menganalisis tingkat persaingan pasar. Pasalnya, tingkat persaingan pasar memengaruhi besaran mark up yang ditetapkan perusahaan.

Biasanya, jika tingkat persaingan pasar cukup tinggi, perusahaan tidak akan mengambil risiko dengan menetapkan mark up terlalu tinggi. Sebaliknya, perusahaan cenderung menetapkan mark up yang tinggi ketika persaingan pasar relatif rendah.

3. Mempertimbangkan Tingkat Inflasi

Selain mempertimbangkan tingkat persaingan pasar, tingkat inflasi juga perlu Anda perhatikan saat menetapkan harga jual produk. Perlu diketahui, inflasi bisa menyebabkan nilai uang tidak stabil sehingga daya konsumsi masyarakat akan terpengaruh.

Oleh karena itu, perusahaan berpikir keras untuk menemukan solusi, yakni berupa penetapan mark up yang lebih tinggi agar tetap mendapat keuntungan.

Baca juga: Variable Costing: Jenis, Cara Hitung, Kelebihan & Kekurangan

4. Memperhatikan Tingkat Permintaan Pasar

Terakhir, permintaan pasar atau market demand dalam markup pricing adalah faktor yang tak kalah penting. Artinya, jika permintaan pasar terhadap barang dan jasa Anda tinggi, maka Anda boleh menetapkan harga yang tinggi.

Akan tetapi, jika permintaan pasar terhadap barang dan jasa Anda rendah, maka sebaiknya Anda menyesuaikan harga produk dengan kompetitor agar produk dapat bersaing.

Rumus Markup Pricing

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, markup pricing adalah perhitungan yang menggambarkan selisih antara harga jual dan biaya produksi. Hal ini dinyatakan sebagai persentase biaya produksi.

Dengan kata lain, premi atas total biaya tersebut yang memberikan keuntungan bagi perusahaan. Mari simak rumus markup berikut ini.

Markup = Harga Jual – Total Biaya

Sementara itu, rumus persentase markup pricing adalah sebagai berikut.

Markup Percentage = (Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya x 100 

Misalnya, total biaya produk A Rp5.000 dan harga jual produk A adalah Rp7.000, maka persentase markup-nya adalah (Rp7.000 – Rp5.000) / Rp5.000 = 0.4 x 100 = 40%

Contoh Markup Pricing

Setelah memahami rumus markup pricing, selanjutnya mari lihat contoh penerapan markup pricing menurut rumus di atas berikut ini. 

PT Teknologi Maju adalah perusahaan yang bergerak di bidang pengadaan perangkat elektronik. Perusahaan ini baru saja menerima pesanan dari sebuah perusahaan lain untuk 40 komputer dan 5 LCD.

Di samping itu, perusahaan pemesan juga meminta proses instalasi perangkat lunak agar dapat segera digunakan.

Harga per unit komputer adalah Rp10 juta dan biaya per LCD-nya adalah Rp2 juta. Biaya instalasi perangkat lunak di keseluruhan perangkat adalah Rp30 juta. Apabila PT Teknologi Maju ingin mendapat keuntungan 30% untuk pesanannya, berapa markup pricing yang ditetapkan?

Berikut langkah-langkah penentuan markup pricing:

  1. Mengetahui keseluruhan biaya pesanan (komputer + LCD + instalasi software). 

Total biaya = (Rp10.000.000 x 40) + (Rp2.000.000 x 5) + Rp30.000.000 = Rp440.000.000.

  1. Menentukan harga jual dengan mempertimbangkan keuntungan 30% yang diinginkan. 

Markup Percentage = (Harga Jual – Total Biaya) / Total Biaya x 100 

30% = (Harga Jual – Rp440 juta) / Rp440 juta.

Harga Jual = Rp572 juta.

Maka, agar PT Teknologi Maju dapat mencapai keuntungan markup yang dikehendaki sebesar 30%, PT ini perlu membebankan biaya kepada perusahaan sebesar Rp572 juta.

Demikian pembahasan lengkap mengenai markup pricing beserta manfaat, metode penetapan, rumus hingga contoh perhitungannya. Mengetahui perhitungan ini bisa meningkatkan profit seperti yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan pada umumnya.

Selain melakukan markup pricing, ada cara lain untuk meningkatkan keuntungan melalui produktivitas yakni dengan mempertimbangkan pemenuhan peralatan kantor di perusahaan Anda.

Daripada harus membeli perangkat IT untuk menunjang aktivitas perusahaan yang cenderung mahal, Anda bisa memercayakan Asani untuk tempat sewa perangkat IT yang lebih terjangkau. 

Asani menawarkan jasa sewa berbagai macam opsi perangkat elektronik sesuai kebutuhan perusahaan, mulai dari laptop hingga peralatan rapat seperti speaker dan LCD. Anda dapat mengakses katalog sewa Asani serta minta penawaran melalui WhatsApp atau email ke cs@asani.co.id sekarang juga.

Di samping itu, Anda juga perlu mempertimbangkan layanan MyAsani untuk membantu mengelola perusahaan, data pengguna, serta aset perusahaan untuk keberlangsungan bisnis.

MyAsani juga menghadirkan fitur helpdesk support yang menyediakan sesi konsultasi secara gratis yang bisa Anda manfaatkan untuk berdiskusi terkait masalah IT di perusahaan Anda. Oleh karena itu, manfaatkan penawaran menarik ini dengan bergabung bersama Asani dan raih keuntungannya!

Baca juga: Apa itu Fixed Cost dan Variable Cost? Yuk, Pahami di Sini

Share

Post comment

Product Enquiry