Transaksi perusahaan dagang merupakan aktivitas jual beli barang yang sangat penting bagi kelangsungan operasional sebuah perusahaan dagang.
Terdapat beragam contoh transaksi perusahaan dagang, mulai dari transaksi penjualan, pembelian, hingga retur penjualan dan pengurangan harga.
Mengingat aktivitas utama perusahaan dagang adalah jual beli barang, maka pengelolaan transaksi yang baik dan terorganisir sangat diperlukan. Hal ini memastikan proses pengadaan barang dagangan lancar dan perusahaan mampu mencapai target penjualan dan keuntungan.
Lantas, apa saja contoh transaksi perusahaan dagang? Simak penjelasan lengkapnya pada artikel jenis sekaligus contoh transaksi perusahaan dagang berikut!
Pengertian Transaksi Perusahaan Dagang
Sebelum kita memahami pengertian transaksi perusahaan dagang, mari kita pahami apa itu perusahaan dagang terlebih dahulu. Perusahaan dagang adalah jenis perusahaan yang inti kegiatannya adalah membeli barang dari supplier dan menjualnya kembali kepada konsumen tanpa mengubah atau memproses barang tersebut.
Contoh perusahaan dagang termasuk toko, supermarket, agen sembako, dan sejenisnya. Ciri khasnya adalah bergerak dalam aktivitas membeli dan menjual barang tanpa melakukan perubahan.
Sementara itu, transaksi perusahaan dagang adalah kegiatan jual-beli barang yang mengakibatkan perubahan pada posisi keuangan perusahaan, seperti pembelian dari supplier dan penjualan kepada pelanggan.
Definisi Perusahaan Dagang Menurut Para Ahli
Setiap ahli di bawah memberikan perspektif yang menggarisbawahi peran utama perusahaan dagang sebagai penghubung dalam rantai distribusi barang, dengan fokus pada kegiatan jual beli tanpa mengubah barang yang diperdagangkan.
1. Definisi Perusahaan Dagang Menurut Bambang Riyanto
Bambang Riyanto menjelaskan bahwa perusahaan dagang adalah suatu badan usaha yang kegiatannya terutama adalah membeli barang dari produsen atau distributor lain untuk kemudian dijual kembali tanpa melakukan perubahan bentuk atau fungsi dari barang tersebut. Fokus utama perusahaan ini adalah pada distribusi dan penjualan barang.
2. Definisi Perusahaan Dagang Menurut Husnan Suwarsono
Menurut Husnan Suwarsono, perusahaan dagang merupakan entitas bisnis yang bergerak dalam aktivitas perdagangan barang atau komoditas, dimana keuntungan diperoleh dari selisih antara harga beli dan harga jual. Perusahaan dagang tidak memproduksi barang, melainkan menghubungkan produsen dengan konsumen akhir.
3. Definisi Perusahaan Dagang Menurut Winardi
Winardi mendefinisikan perusahaan dagang sebagai perusahaan yang melakukan kegiatan membeli barang dari pemasok untuk kemudian menjualnya kembali kepada konsumen atau pengguna akhir. Perusahaan ini berfungsi sebagai perantara dalam rantai distribusi barang dari produsen ke konsumen, tanpa mengubah sifat dasar barang yang dijual.
4. Definisi Perusahaan Dagang Menurut Sofyan Assauri
Sofyan Assauri menyatakan bahwa perusahaan dagang adalah suatu perusahaan yang kegiatannya berfokus pada jual beli barang dagangan, yang diperoleh dari produsen atau pemasok lain, untuk dijual kembali kepada konsumen atau perusahaan lain. Aktivitas utama dalam perusahaan dagang adalah membeli, menyimpan, dan menjual barang-barang tersebut dengan tujuan memperoleh keuntungan.
5. Definisi Perusahaan Dagang Menurut Mulyadi
Mulyadi menjelaskan bahwa perusahaan dagang adalah entitas bisnis yang melakukan kegiatan pembelian dan penjualan barang dagangan tanpa melakukan transformasi fisik pada barang tersebut. Perusahaan ini menghasilkan pendapatan dari penjualan barang dan mendapatkan keuntungan dari perbedaan harga beli dan jual.
Contoh Transaksi Perusahaan Dagang
Perusahaan dagang memiliki beragam contoh transaksi perdagangan. Berbagai transaksi ini akan menciptakan perubahan posisi keuangan pada perusahaan dagang. Ada 15 jenis beserta contoh transaksi perusahaan dagang antara lain:
1. Pembelian Barang Dagang Secara Tunai
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membeli 100 unit barang dagangan dari pemasok dengan harga Rp 50.000 per unit, dibayar secara tunai.
- Penjelasan: Perusahaan membayar secara langsung tanpa utang, mengurangi kas dan menambah persediaan.
2. Pembelian Barang Dagang Secara Kredit
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membeli 200 unit barang dagangan dari pemasok dengan harga Rp 30.000 per unit, dengan termin pembayaran 30 hari.
- Penjelasan: Perusahaan mendapatkan barang dengan pembayaran ditunda, menambah persediaan dan utang usaha.
3. Penjualan Barang Dagang Secara Tunai
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan menjual 50 unit barang dengan harga jual Rp 75.000 per unit, dibayar secara tunai.
- Penjelasan: Perusahaan menerima uang tunai, mengurangi persediaan, dan mencatat pendapatan penjualan.
4. Penjualan Barang Dagang Secara Kredit
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan menjual 150 unit barang dengan harga jual Rp 70.000 per unit, dengan termin pembayaran 30 hari.
- Penjelasan: Perusahaan memberikan barang kepada pelanggan dan mencatat piutang usaha serta pendapatan penjualan.
5. Pengembalian Barang dari Pembeli (Retur Penjualan)
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Pelanggan mengembalikan 10 unit barang yang dibeli karena cacat, harga per unit Rp 70.000.
- Penjelasan: Perusahaan menerima barang kembali, mengurangi piutang usaha atau kas, dan mengurangi pendapatan penjualan.
6. Pengembalian Barang ke Pemasok (Retur Pembelian)
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan mengembalikan 20 unit barang yang dibeli karena tidak sesuai spesifikasi, harga per unit Rp 50.000.
- Penjelasan: Perusahaan mengurangi persediaan dan utang usaha atau kas tergantung pembayaran awal.
7. Pembayaran Biaya Angkut Pembelian
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membayar biaya angkut sebesar Rp 500.000 untuk barang yang dibeli.
- Penjelasan: Biaya ini dicatat sebagai bagian dari harga pokok penjualan, meningkatkan total biaya persediaan.
8. Pembayaran Gaji Karyawan
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membayar gaji karyawan sebesar Rp 10.000.000.
- Penjelasan: Pengeluaran ini mengurangi kas dan dicatat sebagai beban operasional.
9. Pembayaran Utang Usaha
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membayar utang usaha sebesar Rp 6.000.000 yang jatuh tempo.
- Penjelasan: Mengurangi utang usaha dan kas perusahaan.
10. Penerimaan Piutang Usaha
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan menerima pembayaran dari pelanggan sebesar Rp 10.500.000 untuk pelunasan piutang.
- Penjelasan: Meningkatkan kas dan mengurangi piutang usaha.
11. Pembayaran Beban Sewa
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membayar biaya sewa bulanan sebesar Rp 3.000.000.
- Penjelasan: Biaya sewa dicatat sebagai beban operasional dan mengurangi kas.
12. Pengakuan Beban Penyusutan
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan mengakui beban penyusutan sebesar Rp 2.000.000 untuk peralatan yang dimiliki.
- Penjelasan: Beban ini tidak mempengaruhi kas tetapi mengurangi nilai aset tetap dan dicatat sebagai beban.
13. Pembayaran Asuransi
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membayar premi asuransi tahunan sebesar Rp 4.000.000.
- Penjelasan: Dicatat sebagai beban dibayar di muka dan akan diakui sebagai beban secara periodik.
14. Pengeluaran untuk Promosi
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan mengeluarkan biaya sebesar Rp 2.500.000 untuk kampanye promosi.
- Penjelasan: Biaya ini dicatat sebagai beban pemasaran, mengurangi kas perusahaan.
15. Investasi dalam Surat Berharga
- Contoh Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan membeli saham senilai Rp 5.000.000 sebagai investasi.
- Penjelasan: Mengurangi kas dan mencatat investasi pada surat berharga sebagai aset.
Semua transaksi ini mencerminkan aktivitas keuangan dan operasional yang umum dalam perusahaan dagang, dengan fokus pada pembelian, penjualan, dan pengelolaan aset serta kewajiban.
Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang
Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan dagang memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan jenis perusahaan lainnya. Adapun karakteristik transaksi perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Melibatkan Barang Dagang
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Transaksi perusahaan dagang selalu melibatkan pembelian dan penjualan barang dagang sebagai produk utama.
- Penjelasan: Barang dagang adalah komoditas yang dibeli untuk dijual kembali dengan tujuan memperoleh keuntungan. Contoh barang dagang bisa berupa produk fisik seperti pakaian, makanan, elektronik, dan lain-lain.
2. Pembelian dan Penjualan Secara Kredit dan Tunai
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Transaksi perusahaan dagang dapat dilakukan secara tunai atau kredit.
- Penjelasan: Pembelian atau penjualan secara tunai berarti pembayaran dilakukan segera, sementara transaksi kredit melibatkan jangka waktu sebelum pembayaran dilunasi, yang menciptakan piutang atau utang.
3. Pengakuan Persediaan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Persediaan adalah bagian penting dalam transaksi perusahaan dagang.
- Penjelasan: Persediaan mencakup barang-barang yang dimiliki perusahaan untuk dijual kembali. Pengelolaan persediaan mencakup pengakuan, pencatatan, dan pengendalian stok barang dagang.
4. Pencatatan Harga Pokok Penjualan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Harga pokok penjualan (HPP) adalah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual.
- Penjelasan: HPP mencakup semua biaya yang terkait dengan pembelian barang dagang, termasuk biaya angkut, asuransi, dan pengemasan. Ini penting untuk menghitung laba kotor perusahaan.
5. Pengelolaan Piutang dan Utang Usaha
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Transaksi perusahaan dagang sering melibatkan piutang dan utang usaha.
- Penjelasan: Piutang usaha adalah jumlah yang harus diterima dari pelanggan yang membeli barang secara kredit. Utang usaha adalah jumlah yang harus dibayar kepada pemasok atas pembelian barang dagang secara kredit.
6. Penanganan Retur Pembelian dan Penjualan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Retur adalah pengembalian barang yang dapat terjadi dalam transaksi perusahaan dagang.
- Penjelasan: Retur pembelian terjadi ketika perusahaan mengembalikan barang ke pemasok, sementara retur penjualan terjadi ketika pelanggan mengembalikan barang yang dibeli. Retur mempengaruhi persediaan dan catatan keuangan.
7. Pengeluaran Operasional Terkait Perdagangan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Pengeluaran operasional termasuk biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan aktivitas perdagangan.
- Penjelasan: Ini mencakup biaya pemasaran, sewa, gaji karyawan, utilitas, dan biaya lain yang diperlukan untuk operasi sehari-hari.
8. Penyusutan dan Amortisasi
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Aset tetap yang digunakan dalam perusahaan dagang mengalami penyusutan.
- Penjelasan: Penyusutan adalah pengakuan secara periodik atas penurunan nilai aset tetap seperti peralatan dan bangunan. Ini merupakan beban yang dicatat dalam laporan keuangan.
9. Pengakuan Pendapatan Penjualan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Pendapatan diakui ketika barang dijual kepada pelanggan.
- Penjelasan: Pendapatan penjualan dicatat pada saat barang diserahkan kepada pelanggan dan dianggap sudah diterima oleh perusahaan, baik secara tunai maupun kredit.
10. Pengelolaan Laba Kotor dan Laba Bersih
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Laba kotor dan laba bersih adalah dua metrik keuangan penting.
- Penjelasan: Laba kotor dihitung sebagai selisih antara pendapatan penjualan dan HPP. Laba bersih dihitung setelah mengurangi semua biaya operasional dari laba kotor.
11. Penyelesaian Utang Pajak
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan dagang juga harus membayar pajak atas pendapatannya.
- Penjelasan: Pajak ini dapat termasuk PPN (Pajak Pertambahan Nilai), PPh (Pajak Penghasilan), dan pajak lainnya sesuai dengan hukum yang berlaku.
12. Pengelolaan Arus Kas
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Arus kas yang sehat sangat penting dalam perusahaan dagang.
- Penjelasan: Pengelolaan arus kas mencakup memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup kas untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan investasi untuk pertumbuhan.
13. Penyesuaian Akhir Periode
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Pada akhir periode akuntansi, perusahaan harus melakukan penyesuaian.
- Penjelasan: Penyesuaian ini termasuk pengakuan beban yang masih harus dibayar, pendapatan yang masih harus diterima, dan penyusutan aset tetap.
14. Investasi dalam Aset Tetap
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Perusahaan dagang mungkin melakukan investasi dalam aset tetap seperti gedung atau kendaraan.
- Penjelasan: Investasi ini dilakukan untuk mendukung operasi perusahaan, seperti meningkatkan distribusi barang atau menyimpan persediaan.
15. Pencatatan dan Pelaporan Keuangan
- Karakteristik Transaksi Perusahaan Dagang: Setiap transaksi perusahaan dagang harus dicatat secara akurat.
- Penjelasan: Laporan keuangan seperti neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas dibuat untuk memberikan gambaran keuangan perusahaan dan mendukung pengambilan keputusan.
Karakteristik-karakteristik ini mencerminkan proses dan elemen penting dalam menjalankan perusahaan dagang, dari pengelolaan inventaris hingga pelaporan keuangan yang akurat.
Baca juga: Scale Up Bisnis: Pengertian, Ciri, Strategi dan Hambatannya
Akun dalam Perusahaan Dagang
Dalam perusahaan dagang, akun-akun yang digunakan berbeda dengan akun pada perusahaan jasa. Hal ini dikarenakan perusahaan dagang berfokus pada kegiatan jual beli barang dagangan. Berikut adalah beberapa akun yang umum digunakan dalam perusahaan dagang:
1. Persediaan Barang Dagang
Akun ini mencatat semua barang yang dimiliki oleh perusahaan untuk dijual kembali. Persediaan barang dagang adalah aset lancar yang penting karena mewakili nilai barang yang tersedia untuk dijual. Ketika terjadi transaksi perusahaan dagang, nilai persediaan ini akan berkurang atau bertambah tergantung pada pembelian atau penjualan barang.
2. Pembelian
Akun pembelian digunakan untuk mencatat semua pembelian barang dagangan yang dilakukan oleh perusahaan. Akun ini termasuk dalam kategori beban, karena biaya pembelian barang dagangan harus dikeluarkan untuk menghasilkan pendapatan dari penjualan.
3. Penjualan
Akun penjualan mencatat semua pendapatan yang diperoleh dari penjualan barang dagangan. Akun ini adalah akun pendapatan utama dalam perusahaan dagang. Setiap transaksi perusahaan dagang yang melibatkan penjualan barang akan meningkatkan saldo akun ini.
4. Retur dan Pengurangan Pembelian
Akun ini mencatat semua barang dagangan yang dikembalikan kepada pemasok atau pengurangan harga yang diberikan oleh pemasok. Retur pembelian mengurangi nilai total pembelian dan, dengan demikian, mengurangi beban perusahaan.
5. Retur dan Pengurangan Penjualan
Akun ini mencatat barang dagangan yang dikembalikan oleh pelanggan atau pengurangan harga yang diberikan kepada pelanggan. Ini mengurangi pendapatan yang diperoleh dari penjualan, sehingga mengurangi saldo akun penjualan.
6. Beban Angkut Pembelian
Beban angkut pembelian adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengangkut barang dari pemasok ke lokasi perusahaan. Akun ini termasuk dalam biaya operasional perusahaan dan biasanya ditambahkan ke biaya persediaan.
7. Beban Angkut Penjualan
Beban angkut penjualan mencatat biaya yang dikeluarkan untuk mengirim barang dagangan kepada pelanggan. Ini termasuk dalam beban penjualan dan operasional perusahaan.
8. Beban Administrasi dan Umum
Akun ini mencatat semua biaya yang terkait dengan administrasi dan operasional umum perusahaan, seperti gaji pegawai, utilitas, dan perlengkapan kantor. Meskipun tidak langsung terkait dengan penjualan barang dagangan, beban ini tetap harus dicatat karena mempengaruhi laba bersih perusahaan.
9. Beban Pajak
Beban pajak mencakup semua pajak yang harus dibayar oleh perusahaan, baik itu pajak penghasilan, pajak pertambahan nilai (PPN), atau pajak lain yang relevan. Akun ini penting untuk memastikan bahwa perusahaan mematuhi kewajiban perpajakan.
Dalam setiap transaksi perusahaan dagang, pemahaman dan pencatatan yang tepat terhadap akun-akun ini sangat penting untuk menjaga keakuratan laporan keuangan. Ini akan membantu manajemen dalam pengambilan keputusan bisnis yang lebih baik dan memberikan gambaran yang jelas tentang kesehatan finansial perusahaan.
Bukti Transaksi Perusahaan Dagang
Bukti transaksi merupakan elemen penting dalam kegiatan perusahaan dagang. Setiap aktivitas jual beli tentunya membutuhkan bukti, seperti faktur atau kuitansi yang bermanfaat untuk mencatat dan menjaga transparansi. Untuk itu, berikut beberapa bukti perusahaan dagang yang perlu diketahui.
- Faktur: Berfungsi untuk mencatat total transaksi. Ada dua jenis faktur, yaitu penjualan dan pembelian.
- Nota Kredit: Merupakan bukti pengembalian barang, baik retur penjualan maupun pembelian.
- Kuitansi: Menjadi bukti penerimaan dan pengeluaran uang tunai perusahaan, dengan tanda tangan penerima.
- Nota Debit: Bukti pengembalian barang rusak atau tidak sesuai pesanan oleh pembeli.
- Nota Kontan: Bukti transaksi penjualan barang secara tunai antara penjual dan pembeli.
- Bukti Memorial: Bukti kejadian internal perusahaan yang diotorisasi oleh pimpinan atau tim berwenang.
- Bukti Kas Masuk: Menunjukkan bukti penerimaan kas oleh perusahaan.
- Bukti Kas Keluar: Menyatakan bukti pengeluaran kas terkait dengan pembelian.
- Voucher: Dokumen bukti pengeluaran kas yang tidak terkait dengan pembelian.
- Cek: Bukti transaksi yang berfungsi sebagai bukti pembayaran.
- Rekening Koran: Mutasi kas di bank yang dicatat oleh pihak bank untuk nasabah.
- Bilyet Giro: Mirip dengan cek, bisa berfungsi sebagai bukti pembayaran dan alat transaksi.
- Bukti Setoran Bank: Digunakan sebagai bukti pembelian jika perusahaan membayar melalui setoran bank.
Perbedaan Perusahaan Dagang dan Perusahaan Jasa
Dalam dunia bisnis, perusahaan dagang dan perusahaan jasa memiliki perbedaan mendasar dalam hal operasional dan tujuan bisnis. Berikut adalah beberapa perbedaan utama antara keduanya:
1. Produk yang Ditawarkan
Perusahaan dagang berfokus pada pembelian dan penjualan barang fisik. Mereka membeli barang dari pemasok dan menjualnya kembali kepada konsumen atau bisnis lain. Dalam transaksi perusahaan dagang, produk yang diperjualbelikan adalah barang nyata yang memiliki nilai fisik. Sebaliknya, perusahaan jasa menawarkan layanan atau keahlian kepada klien. Produk yang mereka tawarkan tidak berbentuk fisik, melainkan berupa pengalaman atau hasil kerja, seperti konsultasi, perawatan kesehatan, atau layanan pendidikan.
2. Proses Operasional
Proses operasional perusahaan dagang melibatkan pembelian, penyimpanan, dan penjualan barang. Mereka harus mengelola persediaan, memastikan barang selalu tersedia, dan menangani distribusi barang ke pelanggan. Transaksi perusahaan dagang biasanya juga mencakup aspek logistik seperti pengiriman barang. Sementara itu, perusahaan jasa lebih berfokus pada penyampaian layanan. Operasional mereka lebih menitikberatkan pada kualitas layanan, keterampilan tenaga kerja, dan manajemen waktu.
3. Pengakuan Pendapatan
Pendapatan dalam perusahaan dagang diakui saat barang telah dijual kepada pelanggan, dan kepemilikan barang telah berpindah. Hal ini karena transaksi perusahaan dagang melibatkan perpindahan barang fisik. Di sisi lain, perusahaan jasa mengakui pendapatan ketika layanan telah diberikan atau berdasarkan waktu atau tahapan tertentu sesuai perjanjian. Ini berarti bahwa pendapatan jasa sering kali terkait langsung dengan penyelesaian pekerjaan atau proyek.
4. Pengelolaan Persediaan
Perusahaan dagang harus mengelola persediaan barang dagangan mereka dengan cermat untuk memastikan ketersediaan barang dan menghindari kelebihan atau kekurangan stok. Mereka menggunakan berbagai metode inventaris untuk melacak barang masuk dan keluar. Sebaliknya, perusahaan jasa tidak perlu menangani persediaan barang fisik, namun mereka perlu mengelola sumber daya manusia dan peralatan yang digunakan untuk memberikan layanan.
5. Biaya Produksi dan Operasional
Dalam perusahaan dagang, biaya produksi terutama terkait dengan harga beli barang dagangan dan biaya tambahan seperti pengiriman atau penyimpanan. Setiap transaksi perusahaan dagang akan mempengaruhi biaya ini. Sementara itu, biaya operasional dalam perusahaan jasa lebih bervariasi dan bisa mencakup gaji karyawan, pelatihan, perlengkapan kantor, dan teknologi yang digunakan untuk mendukung layanan.
Kedua jenis perusahaan ini memiliki karakteristik dan tantangan yang unik. Memahami perbedaan ini membantu para pengusaha dan manajer dalam merencanakan strategi bisnis yang tepat, serta dalam mengelola dan mengoptimalkan operasional masing-masing jenis perusahaan.
Langkah Pencatatan Jurnal Transaksi Perusahaan Dagang
Pencatatan transaksi keuangan sangat penting bagi perusahaan dagang agar bisa menyusun laporan keuangan yang akurat. Setiap transaksi baik pembelian, penjualan, penerimaan kas, maupun pengeluaran kas perlu dicatat ke dalam jurnal khusus.
Berikut adalah langkah-langkah umum dalam mencatat berbagai jenis transaksi keuangan pada perusahaan dagang.
1. Memahami Persamaan Dasar Akuntansi
Pencatatan jurnal pada perusahaan dagang memerlukan pemahaman atas persamaan dasar akuntansi, yaitu:
Aset = Liabilitas (Kewajiban) + Ekuitas (Modal)
atau
Harta (Aktiva) = Hutang + Modal (Pasiva)
Persamaan tersebut penting dipahami agar bisa menempatkan angka pada akun yang tepat dalam setiap transaksi yang dicatat ke jurnal perusahaan.
2. Memastikan Bukti Transaksi sudah Lengkap
Sebelum mencatat ke jurnal, pastikan telah mengumpulkan seluruh bukti transaksi yang relevan seperti faktur, nota, kuitansi, dan dokumen lainnya. Bukti-bukti inilah yang menjadi dasar pencatatan setiap transaksi ke dalam jurnal perusahaan.
3. Mengkategorikan Jenis Transaksi
Setelah mengumpulkan bukti transaksi, langkah selanjutnya adalah mengelompokkannya berdasarkan jenis transaksi, misal transaksi pembelian, penjualan, retur, potongan, dan sebagainya. Pengelompokan berdasarkan jenis ini memudahkan dalam analisis akun serta pencatatan ke dalam jurnal.
4. Mencatat Angka pada Jurnal Umum Perusahaan
Setelah mengelompokkan bukti transaksi, langkah berikutnya adalah mencatat ke dalam jurnal umum dengan metode double entry, yaitu mencatat nilai rupiah ke debit dan kredit agar jurnal seimbang.
Sebagai contoh, perusahaan dagang melakukan penjualan produk fashion senilai Rp2.000.000,- kepada pelanggan umum. Pelanggan tersebut melakukan pembayaran dengan kontan. Maka, pencatatan dalam jurnal bisa terlihat seperti berikut:
Tanggal | Nama Akun | Debet | Kredit |
01/01/24 | Kas | Rp2.000.000 | |
Pendapatan | Rp2.000.000 |
Itulah ulasan lengkap mengenai transaksi perusahaan dagang beserta berbagai jenis dan contohnya. Pengelolaan transaksi yang efisien dan matang sangat penting agar perputaran barang lancar serta target penjualan tercapai.
Dalam menunjang operasional bisnis perdagangan, Anda memerlukan dukungan perangkat elektronik berkualitas seperti komputer atau laptop. Untuk itu, percayakan kebutuhan IT perusahaan Anda pada Asani!
Asani menyediakan layanan penyewaan laptop, komputer, peralatan rapat, dan lain sebagainya untuk menunjang produktivitas bisnis. Anda dapat mengecek daftar perangkat lengkap beserta spesifikasinya di katalog sewa Asani. Lalu, jika tertarik untuk menyewa perangkat IT, Anda bisa mengajukan penawaran ke Asani melalui WhatsApp atau email cs@asani.co.id.
Tak hanya menyewakan perangkat, Asani juga memberikan kemudahan dalam mengelola aset perusahaan secara praktis dan lengkap di aplikasi MyAsani. Anda juga bisa berkonsultasi secara gratis apabila memiliki masalah pengadaan perangkat IT di perusahaan Anda.
Tunggu apa lagi? Ayo optimalkan transaksi bisnis perusahaan Anda bersama Asani!