Software quality assurance adalah proses yang perlu dilakukan agar kualitas kerja software engineering lebih terjamin. Hal ini menjadi proses yang sebaiknya dilalui oleh perusahaan konvensional ataupun startup, terutama di bidang IT. Pasalnya, kualitas kerja software engineering juga akan menentukan kualitas produk yang diproduksi.
Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mempersiapkan proses ini ketika menjalankan perusahaan. Untuk menjalankannya, simak dan pahamilah informasi-informasi mengenai apa itu software quality assurance di bawah ini!
Apa itu Software Quality Assurance?
Secara garis besar, software quality assurance atau SQA adalah proses-proses yang dilewati untuk menjamin kinerja tim dan menjaga hasil produksi perangkat lunak (software) supaya sesuai dengan standar tertentu, seperti ISO 9000, model CMMI, atau ISO 15504.
Dengan kata lain, software quality assurance adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengevaluasi proses pembuatan perangkat lunak agar kualitasnya terjamin. Dengan demikian, pelanggan pun semakin mempercayai software yang ditawarkan oleh perusahaan.
Tujuan Software Quality Assurance
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, software quality assurance adalah proses penting untuk mengevaluasi pembuatan perangkat lunak secara menyeluruh. Adapun tujuan dari software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Memastikan kualitas software yang dibuat sudah baik.
- Menilai serta mengontrol efektivitas dan kelengkapan software.
- Memastikan proses pengelolaan data supaya kualitas produk terjaga.
- Memastikan software yang dibuat telah memenuhi standar sehingga produknya memenuhi persyaratan pengguna.
- Mengidentifikasi masalah atau bug serta mengurangi efeknya.
Pentingnya Software Quality Assurance
Software quality assurance pun menjadi proses yang penting untuk dilakukan oleh setiap perusahaan pembuat perangkat lunak. Adapun alasan pentingnya software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Mencegah terjadinya kesalahan pada tahapan awal pengembangan software.
- Memastikan software sesuai spesifikasi yang telah ditetapkan.
- Meningkatkan tingkat kepercayaan pengguna terhadap perangkat lunak yang dibuat dan menjaga reputasi perusahaan.
- Menjamin perangkat lunak aman karena bebas dari bug dan masalah lainnya.
- Meningkatkan kualitas software dan memastikan fungsinya berjalan dengan baik.
- Menghemat biaya operasional karena sudah memiliki tahapan untuk mengatasi masalah pada software.
- Meningkatkan produktivitas kerja perusahaan.
Baca juga: Quality Management System: Prinsip, Manfaat, dan Pendekatan
Peran dalam Tim Software Quality Assurance
Dalam keberlangsungan proses SQA, peran tim software quality assurance sangatlah penting. Di antaranya, peran software quality assurance adalah melakukan testing dan reporting untuk mengevaluasi hasil produksi.
Kemudian, tim SQA akan menyampaikan hasil testing kepada developer untuk menjelaskan komponen yang sudah dan belum sesuai ketentuan.
Pada dasarnya, peran-peran dalam tim software quality assurance adalah sebagai berikut:
- QA Engineer: Bertanggung jawab untuk manual atau automation testing dan reporting, menguji perangkat lunak supaya bug dan kesalahan dapat diidentifikasi, serta memeriksa apakah produk sudah memenuhi persyaratan. Pada umumnya, perusahaan akan membagi pekerjaan ini menjadi manual QA engineer dan QA automation engineer.
- Test Analyst: Bertanggung jawab dalam memutuskan apa yang diuji pada produk, mempelajari persyaratan formal, mengkurasi pekerjaan QA Engineer, membuat test script, serta melakukan testing dan reporting.
- Test Architect: Berperan dalam mempertahankan testing arsitektur yang dirancang pada kasus kompleks, mencari solusi akhir yang dapat memenuhi tuntutan klien, serta menyelaraskan SDM agar kerja lebih efisien.
- Test Manager: Berperan sebagai orang yang mengetahui bagaimana kerja mempengaruhi proyek dan bertanggung jawab penuh atas proyek, baik ketika berhasil maupun gagal.
- QA Team Lead: Utamanya berperan untuk memeriksa status pekerjaan dan mengelola tim SQA.
Tugas Software Quality Assurance
Setelah mengetahui peranan yang ada dalam tim SQA, Anda juga perlu memahami tugas bagian software quality assurance selengkapnya. Adapun tugas software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Analisis dan merundingkan requirements yang dibuat oleh Project Manager dan Product Owner.
- Melaksanakan testing software yang telah dibuat melalui test cases dan test scenario. Hal ini dilakukan dengan metode manual dan automation.
- Menganalisa hasil testing lewat monitoring dan mencari error pada tampilan serta flow produk.
- Memastikan produk sudah berjalan dengan benar atau masih ada bug sesuai standar kualitas yang ditetapkan perusahaan.
- Mendokumentasikan hasil analisis testing dan memberikannya kepada QA Team Lead sebelum diserahkan kepada Project Manager dan developer untuk diperbaiki kesalahannya.
Baca juga: Kenali 6 Aktivitas Supply Chain Management, Wajib Tahu!
Metodologi Software Quality Assurance
Dalam pelaksanaannya, software quality assurance adalah proses yang bisa dilakukan dengan beberapa metode. Terkait hal ini, tiga metode yang sudah teruji efektif untuk melakukan software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Test-Driven Development (TDD): Metode di mana developer perlu menulis unit test sebelum mencatatkan kode program software-nya. Pastikan kode ini bekerja secara optimal sebelum integrasi dengan kode lain. Dengan TDD, kualitas software akan terjamin sejak awal pengembangan.
- Continuous Integration (CI): Metode di mana developer perlu mengintegrasikan kode program secara teratur ke dalam repository bersama. Automated testing dilakukan ketika integrasi supaya bisa memastikan kode program yang baru tidak merusak kode sebelumnya. Dengan demikian, masalah dapat lebih cepat diatasi.
- Automated Testing: Metode yang menggunakan software untuk melaksanakan test case, membandingkan hasil dengan harapan hasilnya, serta menjamin software telah diuji sebelum dirilis. Pengujian ini lebih cepat dan efektif daripada pengujian manual testing.
Proses Software Quality Assurance
SQA bertanggung jawab dalam memastikan proses SDLC (Software Development Life Cycle) berjalan dengan baik. Untuk menjalankan proses SQA yang sesuai dengan SDLC, Anda perlu melewati tahap perencanaan, testing, evaluasi, dan pemeliharaan. Penjelasan mengenai keempat proses software quality assurance adalah sebagai berikut.
- Planning: Tahap untuk menentukan requirement, review, analisis, dan verifikasi dokumen requirement, serta memberikan saran perbaikan rancangan berdasarkan kebutuhan pengguna maupun ketentuan spesifikasinya. Dalam tahap ini, pastikan rencana pembuatan dan pengujian produk sudah disusun sesuai kebutuhan SDM, alat yang digunakan, dan batas waktunya.
- Design: Tahap di mana developer merancang produk. Sementara itu, SQA akan mengidentifikasi aspek desain yang mungkin bermasalah, mengumpulkan flowchart dan mockup, serta membuat Test Scenario dan Test Case.
- Implementation: Tahap di mana developer membuat produk sesuai rancangan. Sementara itu, SQA bisa mengajukan test scenario dan test case yang perlu dilakukan terlebih dahulu untuk mempertimbangkan user experience serta melakukan pengujian unit untuk memastikan fungsi software berjalan sesuai standar kualitas.
- Testing: Tahap pengujian software secara menyeluruh oleh SQA untuk memastikan software berfungsi dengan baik, terbebas dari bug, dan memenuhi kebutuhan pengguna. Dalam hal ini, SQA perlu menulis test case dan bug report secara detail serta melacak update terkini.
- Deployment: Tahap untuk memastikan produk bebas bug sudah sesuai standar kualitas. Hal ini dilakukan melalui regression testing, smoke testing, sanity testing, E2E testing, dan UAT testing.
- Evaluasi: Tahap pengukuran kinerja software dan membandingkan dengan ketetapan standar kualitasnya. Dengan demikian, SQA dapat menentukan perbaikan software yang perlu dilakukan.
- Maintenance: Tahap ini terus dilakukan dengan cara SQA perlu stand by untuk menguji masalah yang mungkin terjadi pada produk. Pada tahap ini, perbaikan dan peningkatan software yang telah dirilis terus dilakukan supaya perangkat tetap sesuai standar kualitas dan berfungsi dengan baik dalam jangka panjang.
Baca juga: Sistem Manufaktur: Pengertian, Fungsi, dan Manfaatnya
Kendala dalam Pelaksanaan Software Quality Assurance
Ketika melaksanakan SQA, Anda mungkin saja akan menghadapi beberapa kendala tertentu. Adapun kendala-kendala yang mungkin dihadapi dalam pelaksanaan software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Waktu dan anggaran pelaksanaan SQA terbatas yang bisa menyebabkan penundaan pengembangan software dan penggunaan anggaran berlebih.
- Pengalaman tim yang masih kurang dapat mengakibatkan identifikasi masalah dan evaluasi kualitas lebih sulit dilakukan.
- Kesulitan menjaga konsistensi pelaksanaan SQA jika anggota tim punya pendekatan yang berbeda dalam proses testing.
Software untuk Software Quality Assurance
Dalam mendukung kinerja SQA, Anda dapat menggunakan beberapa software yang digunakan untuk memudahkan pekerjaan. Berkaitan dengan ini, perangkat lunak yang digunakan untuk meningkatkan hasil software quality assurance adalah sebagai berikut:
- Jira dan Notion: Digunakan untuk menganalisis dan mengatur proyek serta mendokumentasikan hasil testing.
- Katalon Studio dan Postman: Digunakan untuk automation testing pada software.
- JMeter: Digunakan untuk performance test dan load testing Web Application, FTP Application maupun Database server test.
- Selenium: Digunakan untuk menguji platform serta aplikasi web lintas browser secara otomatis.
- Cypress: Digunakan untuk menguji aplikasi web, merancang skenario, menjalankan tes, serta menyelidiki aspek yang tidak berjalan dengan benar dalam proses testing.
- LoadRunner: Digunakan untuk menguji beban dan performa aplikasi.
- TestRail: Digunakan untuk merencanakan, melacak, dan melaporkan proses testing.
Selain menggunakan software tersebut, Anda juga perlu menyiapkan kebutuhan perangkat IT di perusahaan agar proses SQA berjalan dengan maksimal. Berkaitan dengan ini, Asani menjadi jasa penyewaan perangkat IT yang dapat membantu memenuhi kebutuhan tersebut.
Di Asani, penyewa pun akan menerima layanan IT Support yang memberikan kemudahan konsultasi secara gratis mengenai perbaikan perangkat. Dengan demikian, perusahaan tidak akan repot mengurus perbaikan perangkat dan menjadi lebih hemat biaya.
Maka dari itu, jangan sampai melewatkan seluruh manfaat yang ditawarkan dengan menyewa perangkat di Asani. Yuk, cek katalog sewa Asani dan minta penawaran melalui WhatsApp atau kirim email ke cs@asani.co.id sekarang juga!
Tidak hanya itu, Asani pun menawarkan penggunaan aplikasi MyAsani. Kalau sudah mendaftar ke MyAsani, Anda bisa mengelola data aset dan pengguna aset perusahaan sekaligus mendapatkan layanan helpdesk support gratis untuk menyelesaikan masalah IT. Oleh karena itu, segera daftar ke MyAsani sekarang juga supaya perusahaan bisa dikelola secara lebih optimal.
Baca juga: Evaluasi Karyawan: Pengertian, Manfaat, Kriteria, & Faktornya